Konsultankontraktor aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS off-grid sentralisasi on-grid rooftop atap pompa air matahari di Tangerang Selatan Banten. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Energi surya atau energi matahari menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang pertumbuhan aplikasinya paling cepat. Energi matahari Barubaru ini Kementerian ESDM mendorong beberapa badan usaha serta masyarakat untuk mulai memasang PLTS Atap. PLTS Rooftop On Grid merupakan suatu sistem pembangkit listrik menggunakan tenaga matahari yang paralel dengan jaringan PLN. Prinsip kerja yang kedua yaitu memusatkan energi surya itu sendiri, menggunakan sistem lensa TERAKREDITASIRISTEKDIKTI No. 36b/E/KPT/2016 Jurnal Rekayasa Elektrika VOLUME 14 NOMOR 2 AGUSTUS 2018 Sistem Monitoring Online dan Analisa Performansi PLTS Rooftop Terhubung 136-144 Grid PLN Habib Satria dan Syafii Banda Aceh, ISSN. 1412-4785 JRE Vol. 14 No. 2 Hal 83-144 Agustus 2018 e-ISSN. 2252-620X Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 14, No. 2, Agustus 2018, hal. 136-144 136 ISSN. 1412-4785; e Prinsipkerja sistem PLTS terpusat dapat diuraikan sebagai berikut: Pada sistem PLTS terpusat ini, sumber energi energi listrik yang dihasilkan oleh Modul Surya (PV) pada siang hari akan disimpan dalam baterai. Proses pengisian energi listrik dari PV ke baterai diatur oleh Solar Charge kontroler agar tidak terjadi over charge. Vay Tiền Nhanh Ggads. Diperbarui 13 Oktober 2022Sistem grid-tie bisa terhubung jaringan PLN tanpa baterai, bisa membeli dan menjual listrik ke PLN. Begini pengertian PLTS on grid, skema, dan cara on-grid atau grid-tie bisa menggunakan sumber energi dari matahari dan jaringan PLN secara bergantian menyesuaikan dengan situasi masing-masing sistem, ketersediaan sinar matahari, dan waktu PLTS On-GridPLTS on grid adalah pembangkit listrik tenaga surya yang berjalan tanpa baterai dan terhubung ke jaringan listrik umum PLN dengan menggunakan inverter tenaga Pengertian PLTSPLTS on-grid adalah pembangkit listrik tenaga surya yang tidak menggunakan baterai sebagai penyimpanan daya, sebagai gantinya energi listrik yang berlebih diekspor ke jaringan listrik ekspor listrik yang disimpan tersebut akan digunakan untuk mengurangi tagihan di bulan berikutnya. Tidak hanya bisa ekspor listrik, PLTS on-grid juga bisa impor atau membeli listrik dari jaringan PLN seperti rumah-rumah pada alasan keamanan, sistem tenaga surya on-grid tidak akan bisa menghasilkan listrik saat listrik PLN padam. Walaupun pemadaman tersebut berlangsung selama pagi dan siang hari tetap saja sistem plts on-grid akan berhenti bekerja untuk Keunggulan dan Kelemahan PLTS On-GridHal ini karena pemadaman biasanya terjadi ketika jaringan listrik sedang rusak. Jika inverter tenaga surya masih mengalirkan listrik ke jaringan yang rusak, maka akan membahayakan keselamatan operator yang sedang memperbaiki kerusakan sistem PLN disebabkan PLTS on grid tidak punya baterai untuk menyimpan kelebihan energi saat siang, sehingga saat malam tiba sistem tidak memilik cadangan listrik untuk dialirkan. Oleh karena itu keberadaan jaringan PLN berfungsi sebagai pengganti baterai tenaga PLTS On-GridSkema PLTS On GridRangkaian PLTS on grid bisa menjadi pilihan yang lebih hemat jika ingin memiliki PLTS, sebab sistem ini tidak memerlukan baterai yang harganya masih cukup mahal sampai saat Panduan Lengkap Pemasangan PLTS AtapGambar di atas adalah skema PLTS on grid yang terhubung dengan empat komponen, jaringan listrik umum, dan perangkat elektronik. Berikut ini keterangan lebih detail dari keenam bagian tersebutPanel suryaInverterSwitchboardPerangkat elektronikMeteranJaringan listrik PLNKomponen PLTS on grid dari skema di atas adalah panel surya, inverter, switchoard, dan meteran. Sedangkan perangkat elektronik disebut sebagai beban yang menerima aliran listrik dari PLTS dan Kerja PLTS On-GridAdapun cara kerja PLTS on-grid secara berurutan yaitu sebagai berikut1. Panel Surya Menerima Sinar MatahariCara kerja PLTS on grid serupa dengan pembangkit listrik tenaga surya lain yang menggunakan panel surya untuk menyerap sinar matahari dan mengubahnya menjadi arus listrik searah atau Direct Current DC.2. Inverter Mengonversi ListrikListrik DC yang dihasilkan panel surya sebenarnya bisa langsung digunakan, tapi perangkat elektronik dengan arus DC sangat terbatas seperti kipas angin DC dan lampu Jenis-jenis Inverter Tenaga SuryaOleh karena itu diperlukan inverter untuk mengonversi arus DC ke AC agar bisa dipakai untuk menyalakan sebagian besar perangkat elektronik saat ini. Arus bolak balik atau Alternating Current AC inilah yang bisa umumnya mengalir di jaringan listrik Switchboard Menghubungkan DayaSebelum sampai ke peralatan elektornik tv, kulkas, mesin cuci, dsb listrik yang yang dihasilkan panel surya dialirkan ke komponen switchboard panel listrik. Komponen ini bisa berjalan secara otomatis untuk menghubungkan dan mengalirkan daya dari dua switchboard mengalirkan listrik dari inverter ke jaringan PLN jika terdapat sisa energi yang tidak terpakai untuk memenuhi kebutuhan perangkat elektronik beban.Kedua, switchboard bisa mengalirkan listrik dari jaringan PLN ke jaringan PLTS jika energi yang dihasilkan panel surya tidak mencukupi untuk menyalakan perangkat Mengalir ke ElektronikArus dari switchboard kemudian dialirkan ke beban untuk menyalakan berbagai perangkat elektronik yang terhubung dengan jaringan Meteran Ekspor Impor ListrikMeteran berfungsi untuk mengukur jumlah listrik yang diekspor dari jaringan PLTS ke jaringan PLN dan yang diimpor dari jaringan PLN ke karena PLTS on grid tidak punya baterai maka kelebihan pasokan listrik yang tidak terpakai akan disimpan ke jaringan PLN. Jika PLTS tidak menghasilkan listrik maka PLN akan memasok energi ke jaringan Cara Kerja Net Metering PLTS Terhubung PLNMisalnya ketika pagi sampai sore hari atau sinar matahari masih terang benderang, PLTS akan menjadi penyuplai utama kebutuhan lagi cara kerja PLTS saat tidak menghasilkan listrik disebabkan mendung, hujan, atau hari sudah malam. Sistem PLTS on grid akan menyedot atau mengimpor listrik dari jaringan PLN untuk menyalakan beban yang terhubung jaringan ekspor dan impor listrik harus melalui meteran agar dapat diketahui besarnya arus listrik yang dikonsumsi sistem PLTS dan yang dikirim ke jaringan PLN. Hasil pengukuran tersebut akan dipakai untuk mengurangi jumlah tagihan pada bulan Pemerintah Revisi Aturan PLTS Atap Ekspor, Beban, dan DepositTerkait dengan sistem pengukuran daya, setiap negara punya cara berbeda-beda. Ada yang menjadikan meteran hanya dapat mengukur daya yang diekspor ke jaringan listrik utama, seperti beberapa wilayah di di wilayah lain meteran digunakan untuk mengukur semua listrik yang dihasilkan oleh sistem tenaga surya, sehingga listrik akan melewati meteran dahulu sebelum mencapai switchboard dan bukan lagi di Amerika, khususnya di negara bagian California yang menggunakan meteran untuk mengukur energi yang diekspor dan dihasilkan PLTS serupa dengan sistem di Perbedaan PLTS On-Grid, Off-Grid, dan HybridIndonesia sendiri sudah mempunyai aturan ekspor dan impor listrik PLTS yang dikeluarkan oleh kementerian ESDNM pada tahun penjualan listrik dari jaringan PLTS ke PLN akan dihargai 65% dari tarif listrik yang berlaku. Tentu saja tidak 100% karena PLN juga butuh keuntungan untuk biaya perbaikan, perawatan, dan lain Aliran ListrikCiri khas PLTS on-grid adalah tidak memakai baterai dan terhubung dengan jaringan PLN, berikut ini beberapa skenario yang kapan saja bisa Anda temui saat menjalankan sistem PLTS on normal, panel surya hanya bisa menyuplai energi ke beban saat siang dan listrik yang tidak dipakai akan disimpkan di jaringan PLNKetika panel surya dari pagi sampai sore tidak bisa memproduksi listrik dengan efektik karena mendung, berawan, hujan, atau rusak maka kekurangan energi akan dipasok dari jaringan PLNSaat malam, panel surya berhenti menghasilkan listrik dan suplai ke beban digantikan PLNJika sepanjang hari dari pagi sampai malam panel surya tidak bekerja efektif atau berhenti seluruhnya maka sebagian atau seluruh pasokan listrik akan diambil dari jaringan PLNSeperti pada skenario keempat, ditambah listrik PLN padam saat malam hari maka sistem PLTS akan berhenti bekerja dan padamSeperti pada skenario kelima dan saat menjelang pagi genset kehabisan solar, situasi semacam ini tentu saja akan mematikan seluruh sistem PLTS karena sudah tidak ada energi cadangan yang bisa terakhir adalah situasi terburuk yang mungkin terjadi ketika menggunakan sistem PLTS on grid. Untuk menghadapi solusi semacam ini cukup dengan menyiapkan lilin, lampu senter, lampu emergency, atau menyalakan genset. Sebelum itu benar-benar terjadi, sebaiknya Anda mempersiapkan sistem PLTS on grid sebaik mungkin. Salam energi hijau! Smart Microgrid System of Udayana University is collaboration project between Ministry of Energy and Mineral Resources with Udayana University. The system consist of kWp Solar Power Plant, 5 kWp Wind Turbine, 20 kWp Diesel Generator, 192 kVAh battery and connected with a low voltage distribution network 220/380 V. This paper discusses performance of the solar power plant with HelioScope. The simulation results will be compared with the real energy production from solar power plant The simulation results is 43, kWh per year. Whereas the real production is 3, kWh, lower by 4, kWh or than the simulation. Factors that influence the difference are shade, the cleanliness of solar modules and orientation of the solar modules. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 3 September 2019 N. Surya Gunawan, I. N. Satya Kumara, Rina Irawati UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA PLTS 26,4 KWP PADA SISTEM SMART MICROGRID UNUD N. Surya Gunawan1, I. N. Satya Kumara2, Rina Irawati3 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana. 3Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Email , r_yina96 Abstrak Sistem Smart Microgrid Universitas Udayana merupakan hasil kerjasama Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan Universitas Udayana yang terdiri atas PLTS 26,4 kWp, PLTB 5 kWp, PLTD 20 kWp, baterai 192 kVAh serta terterkoneksi dengan jaringan distribusi tegangan rendah 220/380 V. Penelitian ini membahas unjuk kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya tersebut dengan software HelioScope. Hasil simulasi akan dibandingkan dengan produksi energi riil dari PLTS. Hasil simulasi produksi energi listrik PLTS sebesar kWh per tahun. Sedangkan produksi riil PLTS sebesar kWh, lebih rendah kWh atau 9,53 % dibandingkan hasil simulasi. Fakto – factor yang mempengaruhi perbedaan produksi energi listrik hasil simulasi dengan produksi riill adalah benda-benda yang berada disekitar PLTS yang menyebabkan shading, tingkat kebersihan modul surya, perbedaan orientasi PLTS dengan orientasi optimal. Kata kunci Energi terbarukan, PLTS, unjuk kerja, HelioScope Abstract Smart Microgrid System of Udayana University is collaboration project between Ministry of Energy and Mineral Resources with Udayana University. The system consist of kWp Solar Power Plant, 5 kWp Wind Turbine, 20 kWp Diesel Generator, 192 kVAh battery and connected with a low voltage distribution network 220/380 V. This paper discusses performance of the solar power plant with HelioScope. The simulation results will be compared with the real energy production from solar power plant The simulation results is 43, kWh per year. Whereas the real production is 3, kWh, lower by 4, kWh or than the simulation. Factors that influence the difference are shade, the cleanliness of solar modules and orientation of the solar modules. Keywords Renewable energy, PLTS, performance, HelioScope. 1. PENDAHULUAN Kebijakan pemerintah pusat Indonesia mengenai Rencana Pengelolaan Energi Nasional yang disingkat RUEN merupakan merupakan penjabaran dan rencana pelaksanaan Kebijakan Energi Nasional yang bersifat lintas sector untuk mencapai sasaran kebijakan energi nasional. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa total rencana pembangunan pembangkit listrik sampai pada tahun 2025 adalah sebesar MW, dimana 23 % dari total pembangkitan tersebut merupakan rencana pembangunan pembangkit listrik dengan mengandalkan potensi energi baru terbarukan EBT. Sehingga sampai pada tahun 2025 Indonesia direncanakan akan membangun sebesar MW pembangkit EBT [2] . Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS merupakan salah satu jenis pembangkit EBT yang berkembang di Indonesia. PLTS merupakan suatu sistem yang mampu mengubah energi dari sinar matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan modul photovoltaic. Berdasarkan data RUEN pengembangan pembangkit listrik tenaga surya diproyeksikan sebesar MW pada tahun 2025 [1]. Hal ini didukung oleh wilayah Indonesia yang terletak di Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 3 September 2019 N. Surya Gunawan, I. N. Satya Kumara, Rina Irawati daerah ekuator yaitu wilayah tengah yang membagi bola bumi menjadi bagian utara dan selatan. Posisi ini menyebabkan ketersediaan sinar matahari hampir sepanjang tahun di seluruh wilayah Indonesia kecuali pada musim hujan dan saat awan tebal menghalangi sinar matahari. Berdasarkan peta insolasi matahari, wilayah Indonesia memiliki potensi energi listrik surya sebesar kW/m2 per hari [4]. Di Bali terdapat PLTS dan sudah dilakukan penelitian diantaranya penelitian yang membahas mengenai unjuk kerja inverter dan pengaruh string array terhadap produksi energi PLTS dengan hasil seluruh inverter di PLTS Kayubihi dapat memproduksi energi listrik lebih besar atau sama dengan 75% [15] Kemudian, penelitian yang membahas tentang kinerja sistem PV dalam iklim tropis [11]. Kemudian, penelitian yang membahas tentang analisa teknis dan biaya untuk mengetahui kelayakan sistem PJU-TS [16]. Kemudian, penelitian yang membahas tentang potensi daya dan produksi energi listrik jika atap Gedung-gedung di Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung dipasang PLTS dengan mensimulasikan modul surya dipasang pada sisi utara, timur, barat dan selatan dari atap Gedung [12]. Kemudian penelitian yang membahas tentang evaluasi pemanfaatan dan kinerja PLTS, perencanaan model pengelolaan agar IPAL dapat berfungsi secara optimal dan berkelanjutan [14]. Kemudian penelitian yang membahas tentang analisis teknis dan ekonomi dari implementasi penerangan bertenaga surya di bali di atas Seawater Toll-road yang dirancang beroperasi 12 jam per hari dengan pencahayaan rata-rata ≄ 15 lux [10]. Kemudian penelitian yangb membahas mengenai analisis kondisi PLTS yang terpasang dengan melakukan audit pada sistem PLTS yang terpasang [13]. Pilot Project Smart Grid in Microgrid Universitas Udayana memiliki PLTS dengan kapasitas 26,4 kW yang di pasang di atas rooftop Gedung DH Program Studi Teknik Elektro Universitas Udayana. Pilot project ini merupakan hasil kerja sama antara BALITBANG Kementrian ESDM dengan Universitas Udayana untuk bersama-sama mengembangkan teknolgi bidang Energi dan Sumber Daya Mineral terkhusus dalam pengembangan energi baru terbarukan. Pada pertengahan tahun 2017 microgrid sudah beroperasi dan digunakan untuk mensuplai kebutuhan energi di gedung DH. Produksi energi dari suatu PLTS tergantung dari berbagai faktor. Faktor – faktor yang mempengaruhi produksi PLTS adalah iradiasi matahari. suhu, shading, dan sudut kemiringan dari panel surya. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian mengenai unjuk kerja dari PLTS yang terpasang pada sistem Smart Microgrid UNUD. 2. KAJIAN PUSTAKA Smart Microgrid Smart Microgrid merupakan jaringan skala kecil yang terdiri dari pembangkitan tersebar distributed generation, yang meliputi microturbine, fuel cell, PV dan energi terbarukan lainnya, dengan dilengkapi media penyimpangan energi flywheels, kapasitor energi dan baterai serta beban. Microgrid biasanya beroperasi pada tegangan rendah dan bekerja dengan kondisi terhubung ke jaringan grid – connection dan tidak terhubung ke jaringan islanded, dapat beroperasi dengan aliran daya 2 arah yaitu dari jaringan menuju sistem microgrid, dan dari sistem microgrid menuju jaringan. sehingga dapat meningkatkan keandalan serta ramah lingkungan karena menggunakan sumber energi terbarukan. Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS merupakan salah satu distributed generation. PV array adalah kumpulan dari modul surya yang terbuat dari bahan semikonduktor yaitu silicon, panel surya dapat mengkonversi energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Gambar 1. Panel Surya [5] Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 3 September 2019 N. Surya Gunawan, I. N. Satya Kumara, Rina Irawati Pada umumnya PLTS terdiri dari bebrapa komponen utama yaitu modul surya sebagai pembangkit listrik, inverter untuk mengkonversi sistem tegangan DC menjadi sistem tegangan AC, charger controller dan baterai sebagai media penyimpanan energy. Berdasarkan konfigurasinya PLTS dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu PLTS terhubung dengan jaringan on-grid dan PLTS tidak terhubung dengan off-grid Faktor yang Mempengaruhi Produksi Energi PLTS Faktor – faktor yang mempengaruhi produksi energi listrik PLTS adalah iradiasi matahari, suhu modul surya, shading, tingkat kebersihan modul surya dan sudut kemiringan serta orientasi pemasangan modul surya. Pertama, energi yang dihasilkan modul surya menurun seiring menurunnya iradiasi matahari. Kedua, energi yang dihasilkan menurun seiring dengan meningkatnya suhu tergantung dari besarnya koefisien suhu pada modul surya. Penurunan produksi energi akibat pengaruh dari kenaikan suhu adalah sekitar 0,4% setiap peningkatan 1°C. Ketiga, ketika benda-benda disekeliling PLTS yang menghalangi penyinaran matahari ke modul surya sehingga mengurangi nilai iradiasi matahari yang ditangkap oleh modul surya. Keempat, kotoran yang menempel pada modul surya juga dapat mengurangi iradiasi matahari yang diterima oleh modul surya. Kelima, sudut kemiringan dari panel surya berpengaruh dalam penyerapan sinar matahari. Setiap lokasi memiliki sudut kemiringan optimal dalam penyerapan iradiasi matahasi. HelioScope Simulation Terdapat perangkat lunak untuk merancang sistem fotovoltaik. Sistem perangkat lunak dibuat untuk memperkirakan produksi energi PLTS. Gambar 2. Tampilan Aplikasi HelioScope [6] HelioScope merupakan sebuah program berbasis web yang diperkenalkan oleh Folsom Labs yang memungkinkan para insinyur untuk melakukan simulasi lengkap sistem PLTS. Data yang digunakan HelioScope adalah data cuaca yang berasal dari stasiun cuaca di seluruh dunia dengan alnalisis TMY weather yaitu pemilihan kondisi cuaca yang sesuai dengan keadaan saat itu berdasarkan data 30 tahun terakhir. 3. METODE PENELITIAN Tahap awal penelitian ini adalah melakukan observasi untuk mengetahui lokasi, konfigurasi dan spesifikasi sistem PLTS terpasang. Tahap selanjutnya melakukan simulasi dengan HelioScope. Tahap selanjutnya mengumpulkan data dari sistem pengukuran data logger PLTS, berupa data energi listrik yang dihasilkan selama satu tahun yaitu dari bulan Januari 2018 sampai dengan Desember 2018. Selanjutnya mengolah data dan membandingkan hasil simulasi dengan hasil pengukuran sebenarnya. sistem PLTS UNUD Data Monitoring PLTS UNUD dengan HelioScope mechanical PLTS electrical PLTS Energi dan GlobhHor dan produksi Energi riil dengan hasil riil simulasi dengan riil PLTS mempengaruhi perbedaan produksi energi hasil Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 3 September 2019 N. Surya Gunawan, I. N. Satya Kumara, Rina Irawati Gambar 3. Skematik Metode Penelitian 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem PLTS Smart Microgrid UNUD Pembangkit Listrik Tenaga Surya dibangun di atas Gedung DH dengan luas lahan kurang lebih 421,25 m2. Secara geografi PLTS teretak pada koordinat -8,79° lintang selatan, 115,17° bujur timur dengan ketinggian ± 61meter diatas permukaan laut. Tampak atas dari lokasi PLTS menggunakan Google Earth dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4 Foto Satelit Lokasi PLTS UNUD PLTS dengan daya nominal 26,4 kWp terhubung dengan jaringan PLN 220/380 V yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Gedung DH. Single line diagram PLTS dengan sistem Smart Microgrid UNUD dapat dilihat pada gambar 6. Gambar 6. Single line diagram PLTS dengan Smart Microgrid UNUD [5] Sistem Smart Microgrid UNUD memiliki sistem monitoring yang berfungsi untuk mencatat data dan operasi dari keseluruhan sistem, termasuk operasi PLTS, serta terkoneksi dengan web sehingga dapat dipantau secara realtime. Konfigurasi PLTS Smart Microgrid UNUD PLTS Smart Microgrid UNUD terdiri dari 2 PV array yaitu PV array 1 terdiri atas PV string 1,2 dan 3 serta PV array 2 terdiri dari PV string 4, 5 dan 6. Pada PV string 1, 2, 4, 5 tersusun dari 14 modul surya yang disusun secara seri, sedangkan pada PV string 3 dan 4 tersusun dari 12 modul surya, sehingga total modul surya yang terpasang berjumlah 80 modul seperti yang ditunjukkan pada gambar 7 dan 8. Gambar 7. PV Array PLTS [5] Gambar 8. Tampak Atas PLTS Smart Microgrid UNUD [5] PLTS Smart Microgrid UNUD menggunakan inverter Sunny Tripower 1500 TL sebanyak 2 unit untuk mengubah daya listrik searah DC dari solar panel menjadi daya listrik AC 3 fasa 4 kawat dengankapasitas masing-masing 15 kW. Inverter Sunny Tripower ditunjukkan pada gambar 9 Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 3 September 2019 N. Surya Gunawan, I. N. Satya Kumara, Rina Irawati Gambar 9. Inverter Suny Tripower 1500 TL [5] Setiap inverter memiliki input 1 PV array yang terdiri dari 3 PV string, masing masing PV string akan digabung pada PV combainer box sebelum menuju ke inverter Sunny Tripower 1500 TL. Wiring Diagram PLTS dapat dilihat pada gambar 10. Wiring Diagram PLTS [5] Hasil Simulasi HelioScope Produksi energi PLTS hasil simulasi ditunjukkan pada tabel 1. Tabel 1. Simulasi Produksi Energi PLTS Smart Microgrid UNUD [6] Bulan 2Jan 138 28 Feb 140 28 Mar 160 28 Apr 167 28 Mei 172 28 Jun 157 27 Jul 170 26 Ags 173 26 Sep 175 26 Okt 190 28 Nov 158 28 Des 154 28 TOTAL SATU TAHUN Berdasarkan tabel 1 potensi energi PLTS sebesar kWh per tahun, dengan iradiasi matahari tertinggi pada bulan Oktober sebesar 190 kWh/m2 dan iradaisi matahari terendah pada bulan januari sebesar 138 kWh/m2. Suhu lingkungan selama satu tahun berkisar 26°C sampai dengan 28°C. Grafik iradiasi matahai dan temperature PLTS ditunjukkan pada gambar 11. Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 3 September 2019 N. Surya Gunawan, I. N. Satya Kumara, Rina Irawati Gambar 11. Grafik GlobHor dan Temperature PLTS Hasil Simulasi [6] Hasil simulasi juga menunjukkan adanya rugi-rugi daya seperti pada pada gambar 12 Gambar 12. Grafik Penyebab Rugi-rugi Daya pada PLTS [6] Berdasarkan gambar 12 besar rugi-rugi daya terbesar disebabkan oleh kenaikan suhu monul surya yaitu 7,8%, sedangkan rugi-rugi daya terkecil disebabkan oleh penghantar yaitu 0,2%. Perbandingan Hasil Simulasi dengan Produksi Riil Perbandingan hasil simulasi dengan produksi riil dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Perbandingan Produksi Energi PLTS Smart Microgrid UNUD [5] [6] Berdasarkan tabel 2. perbedaan simulasi HelioScope dengan produksi riil PLTS selama satu tahun, didapat bahwa perbedaan terbesar terjadi pada bulan Juli dimana produksi energi hasil simulasi adalah kWh sedangkan produksi energi riil adalah kwH dengan selisih kWh atau 61%. Selama satu tahun produksi energi listrik hasil simulasi sebesar kWh sedangkan produksi riil sebesar kWh lebih kecil atau 9,5% dari hasil simulasi. Grafik perbandingan produksi energi hasil simulasi dengan produksi riil PLTS dapat dilihat pada gambar 13 sebagai berikut. Gambar 13. Grafik Perbandingan Produksi Energi PLTS Simulasi dan Riil [5] [6] Perbedaan produksi energi listrik hasil simulasi dan riil disebabkan oleh adanya perbedaan nilai iradiasi matahari simulasi dengan lokasi riil, data iradiasi simulasi berjarak ±10 km dari lokasi riil PLTS. Software HelioScope menggunakan data cuaca yang berasal dari stasiun cuaca di seluruh dunia dengan alnalisis TMY weather yaitu pemilihan kondisi cuaca yang sesuai dengan keadaan saat itu berdasarkan data rata-rata 30 tahun terakhir, berbeda dengan nilai iradiasi pada kondisi riil. Gambar 14 menunjukkan lokasi data iradiasi pada simulasi HelioScope Gambar 14. Lokasi Data Sampel Iradiasi Matahari Pada Simulasi HelioScope [6] Bulan Jan 316 11,5 Feb -462 -16,1 Mar 51 1,4 Apr -310 -8,2 Mei 431 10,4 Jun 46,3 Jul 61,6 Ags 998 24,4 Sep -53 -1,4 Okt -165 -4,2 Nov -410 -13,1 Des -687 -22,8 Total 9,5 Lokasi Riil PLTS Sampel Iradiasi Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 3 September 2019 N. Surya Gunawan, I. N. Satya Kumara, Rina Irawati Perbedaan jenis modul surya dengan kapasitas yang sama yaitu 330 Wp antara simulasi dengan riil dapat menjadi salah satu penyebab perbedaan produksi energi. Tabel 3 menunjukkan perbedaan jenis modul yang digunakan. Tabel 3. Perbandingan Modul Surya Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan daya maksimum yang dihasilkan dari masing-masing modul surya, Kyocera memiliki daya maksimum 330,07W sedangkan SunPower memiliki daya maksimum 329,96W selain itu juga terdapat perbedaaan pada koefisien temperatur, Kyocera 330 memiliki koefisien temperature daya sebesar -0,45%/°C hal ini menandakan setiap kenaikan 1°C suhu pada modul maka akan mengalami penurunan daya sebesar 0,45%, Sedangkan SunPower 330 memiliki koefisien temperatur daya sebesar -0,37%/°C hal ini menandakan setiap kenaikan 1°C suhu pada modul maka akan mengalami penurunan daya sebesar 0,37%. Hal tersebut menyebabkan perbedaan hasil produksi energi listrik dari PLTS. Berdasarkan hasil observasi lapangan ditemukan bahwa terdapat shading yang menghalangi proses penyinaran iradiasi matahari terhadap modul surya, seperti pada gambar 15. Gambar 15. Shading Akibat Pohon Manga Disebelah Utara Gedung DH [5] Dari gambar 15 dapat dilihat bahwa shading disebabkan oleh pohon manga yang terletak di sebelah utara Gedung DH sehingga nilai iradiasi yang diterima menjadi lebih rendah yang mengakibatkan energi yang dihasilkan juga lebih rendah. Berdasarkan hasil observasi lapangan terdapat kotoran yang menempel pada panel surya, seperti pada gambar 16. Gambar 16. Shading Akibat Kotoran yang Menempel Pada Modul Surya [5] Dari gambar 16 dapat dilihat bahwa kotoran baik itu debu, kotoran hewan dan kotoran lainnya, dapat menghalangi penyinaran sinar matahari menuju modul surya sehingga mengakibatkan iradiasi yang diterima menjadi rendah. Sudut optimal penyinaran matahari adalah 90° terhadap modul surya. Berdasarkan hasil observasi lapangan didapat sudut kemiringan optimal dari modul surya senilai 14,6° menghadap utara 0°, sedangkan sudut kemiringan modul surya riil sebesar 16°-17° menghadap utara dengan perbedaan 1°-6°. Perbedaan orientasi menyebabkan perbedaan sudut penyinaran matahari yang mengakibatkan perbedaan produksi energi. 5. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan didapat beberapa simpulan sebagai berikut Parameter SunPower 330 Wp Simulasi Pmax 330,07 W 329,96 W Vmp 40,7 V V Imp 8,11 A A Voc 50,3 V V Isc 8,74 A A %/°C %/°C %/°C %/°C %/°C %/°C Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 3 September 2019 N. Surya Gunawan, I. N. Satya Kumara, Rina Irawati 1. Potensi produksi energi listrik PLTS Smart Microgrid UNUD hasil simulasi selama satu tahun adalah kWh. 2. Produksi energi riil dari PLTS selama selama tahun 2018 adalah kWh lebih rendah kWh atau 9,53% dari hasil simulasi HelioScope. 3. Perbedaan produksi energi listrik tersebut disebabkan oleh shading dari pepohonan disekitar modul surya, tinggat kebersihan modul surya, perbedaan modeling modul surya serta perbedaan orientasi dari PLTS yang terpasang. 6. DAFTAR PUSTAKA PT. PLN. Persero, Rencana usaha Penyediaan Tenaga Listrik, Jakarta PT PLN Persero 2017-2026, 2017. K. RI, Blue Print Pengelolaan Energi Nasional, Jakarta, 2006-Jakarta. ABB, Technical Application Papers Photovoltaic Plants., Bergamo, Italy ABB SACE, 2010. N. S. Kumara, "Pembangkit Listrik Tenaga Surya Skala Rumah Tangga Urban Dan Ketersediannya di Indonesia," Teknologi Elektro, Vols. 9, pp. 68-75, 2010. ESDM, Dokumentasi Pilot Project Smart Grid in Microgrid Universitas Udayana, 2017. HelioScope, Desain Simulasi PLTS 26,4 kWp dengan HelioScope, 2019. E. T. A. Duka, I. N. Setiawan and A. I. Weking, "Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Hybrid Pada Area Parkir Gedung Dinas Cipta Karya, Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung," E-SPEKTRUM, Vols. 5, pp. 67-2018. I. K. A. Setiawan, I. N. S. Kumara and I. W. Sukerayasa, "Analisis Unjuk Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS Satu MWp Terinterkoneksi Jaringan di Kayubihi, Bangli," Teknologi Elektro, 27-33, 2014. P. A. Sujana, I. N. S. Kumara and I. A. D. Giriantari, "Pengaruh Kebersihan Modul Surya Terhadap Unjuk Kerja PLTS," E-Journal SPEKTRUM, No. 3, pp. 49-54, 2015. N. M. Karmiathi, I. N. Kumara and I. W. Gunarta, "Techo-Solar-powered Lighting of Bali above Seawater Toll-road," Vols. 16, No. 5, pp. 2342-2354, 2018. I. N. S. Kumara, I. N. Setiawan, T. Urmee, A. A. G. A. Parwitra, Y. Divayana and A. Jaya, "Implementation of Grid-connected PV Plant in Remote Location in Sumbawa Island of Indonesia Lesson Learned," ICSGTEIS, pp. 203-209, 2018. I. D. G. Y. P. Pratama, I. N. S. Kumara and I. N. Setiawan, "Potensi Pemanfaatan Atap Gedung Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung Untuk PLTS Rooftop," E-SPEKTRUM, Vols. 5, No. 2, pp. 119-128, 2018. K. V. Kumara, I. N. S. Kumara and W. G. Ariastina, "Tinjauan Terhadap PLTS 24 kW Atap Gedung PT Indonesia Power Pesanggaran Bali," E-SPEKTRUM, Vols. 5, pp. 26-2018. P. A. R. Arimbawa, I. N. S. Kumara and R. S. Hartati, "Studi Pemanfaatan Catu Daya Hibrida PLTS 3,7 kWp dan PLN Pada Instalasi Pengolahan Air Limbah Desa Pemecutan Kaja Denpasar Bali," Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 3 September 2019 N. Surya Gunawan, I. N. Satya Kumara, Rina Irawati Teknologi Elektro, Vols. 15, pp. 33-38, 2016. A. N. B. B. Nathawibawa, I. N. S. Kumara and W. G. Ariastina, "Analisis Produksi Energi dari Inverter pada Grid-Connected PLTS 1 MWp di Kayubihi Kabupaten Bangli," Elektro, Vols. 16, pp. 131-2017. I. W. Y. M. Wiguna, W. G. Ariastina and I. N. S. Kumara, "Kajian Pemanfaatan Stand Alone Photovoltaic System Untuk Penerangan Jalan Umum," Teknologi Elektro, pp. 32-41, 2012. ... Penelitian yang dilakukan oleh Sumariana dkk, pada tahun 2019 tentang desain dan analisa ekonomi PLTS atap untuk villa di Bali [3]. Penelitian yang dilakukan oleh Gunawan dkk, pada tahun 2019 tentang unjuk kerja pembangkit listrik tenaga surya PLTS 26,4 kwp pada sistem smart microgrid UNUD [4]. Peneltian yang dilakukan oleh Wicaksana dkk, pada tahun 2019 tentang unjuk kerja pembangkit listrik tenaga surya rooftop 158 kwp pada kantor Gubernur Bali [5]. ...Krisda Bimas Permada Nyoman SetiawanI Wayan Arta WijayaRooftop solar power plant is energy that utilizes solar energy as anenergy source which is then converted into electrical energy as well as analternative to environmentally friendly electricity generation. Rooftop solar power plants can beinstalled on the roofs of large buildings,the roof of the STIE Widya Gama campus with an areaof m2. Rooftop solar power plant aims as an additional power supply to supply electricalpower to the Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang campus of 53 kVA installedpower on transformer 1. The design of a rooftop solar power plant at the STIE Widya GamaLumajang Campus uses 100 solar modules of type Vertex TSM-DE18MII 500 Wp. Inverterwith a capacity of 53 kVA as much as 1 unit type SUNNY TRIPOWER power plants produce electrical energy of 82322,2 kWh/year to supply theload on STIE Widya Gama Lumajang. Initial investment capital of Rp. and operation costs of 1% of the investment capital cost of and payback periode for 14 years 6 months if inflation in Indonesia [4] Penelitian mengenai unjuk kerja PLTS smart microgrid 26,4 kWp yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Gedung DH Teknik Elektro Universitas Udayana. [5] Penelitian yang membahas kajian teknis PLTS adalah perancangan PLTS pada Gedung Sekolah Dasar Negeri 5 Pendungan [6], dan RSPTN UNUD [7]. [3] selisih lebih kWh=jumlah kWh impor-jumlah kWh EksporƗ65% ...The rooftop on-grid PLTS system is commonly used by people from the household,commercial, to industrial sectors to reduce electricity bills from PLN. Based on PERMEN ESDM49 of 2018, the export value of electrical energy to the PLN electricity grid is 65%, and if energyexports are greater than energy bills, the rest will be stored and accumulated in the followingmonth. This is only valid for a maximum of 3 months, in the 4th month the remaining energyexport savings will be eliminated. Determining the right PLTS capacity makes the contribution ofPLTS in making bill savings more optimal. The office of BAPPEDA LITBANG Probolinggo Citywas used as the research location. The PLTS Scenario 1 design uses a capacity according tothe energy needs of the office, which is kWp, and the PLTS Scenario 2 capacity is greaterthan the office energy requirement of kWp. Based on the investment feasibility analysisusing the NPV, PI, and DPP methods, it shows that the Scenario 1 and Scenario 2 PLTSdesigns are feasible to run. PLTS Scenario 1 and Scenario 2 investment is Rp. 267,000,000and Rp. million, respectively. The benefit of saving bills for 30 years of PLTS operation,in Scenario 1 is Rp. 406,863,069 or 152% of the total investment, while Scenario 2 is or 150% of the total investment.... Untuk pengembangan terkait EBT di Indonesia Pemerintah mengambil tindakan dengan membuat Kebijakan Energi Nasional KEN [2]. KEN yang menjadi dasar lahirnya Rencana Umum Energi Nasional RUEN [3]. Potensi EBT tertinggi yang berada di Indonesia terdapat pada sektor energi surya yaitu sebesar 207,9 GW. ...I Kadek Hendy Wijaya I Nyoman Satya KumaraWayan Gede AriastinaDevelopment to new renewable energy still lower than Indonesia's target of 23% in 2025. For this reason, alternative solutions are needed, namely the use of renewable energy, one of which is from the solar energy sector, namely solar PV. Solar energy has the highest potential compared to other renewable energy sectors of GW. Based on that, in 2020 the Province of Bali received a Rooftop Solar PV grant through the Ministry of Energy and Mineral Resources, one of which is located at the Bali Provincial DPRD Government Office with an installed power of 25 kWp using the On Grid system. Based on this, it is necessary to conduct a detailed study of the potential, operational systems, savings and the proper management model of Rooftop Solar PV at the Bali Provincial DPRD Office. The potential of Solar PV electricity production on the roof of the Bali Provincial DPRD Office was analyzed by simulating the orientation and tilt angle of the Solar PV to get the optimum Solar PV electrical energy production results using HelioScope software. The results showed that the results of electrical energy production in the simulations of the two scenarios tended to be higher with the total difference in scenario 1 and scenario 2 being and respectively. For savings that can be obtained for 6 months of Rp. 36,055,301 with a percentage of The PLTS management model in the future is located in the general section, precisely in the Sub Coordinator of the Equipment, Assets and Household Substance Unit.... Pembangkit listrik tenaga bayu merupakan salah satu pembangkit energi terbaruka EBT yang memanfaatkan energi kinetik dari angin sehingga dapat menghasilkan energi listrik. Indonesia sendiri menargetkan porsi energi terbarukan sekitar 23% untuk tahun 2025 [1] [2]. Pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia masih relatif kecil sekitar 2% [3]. ...I. W. Dhanan ArieyasaCok Gede Indra Partha Wayan SukerayasaWind power generation is a power plant that converts kinetic energy into electrical energy by utilizing wind as its energy source. The Smart Grid Pilot Project in Microgrid, Udayana University's Electrical Engineering Study Program has a wind power plant for research. The wind power plants in the Smart Grid Pilot Project in Microgrid Udayana University's Electrical Engineering Study Program totaled 10 turbines with rated power of 500 Watt each, from 10 wind turbines there are 8 wind turbines with TSD-500 models made in Indonesia and 2 wind turbines with models made in China. The data logger contained in the Pilot Smart Grind in Electrical Engineering, Udayana University, logs 10 wind turbines at a time, so the output power of each wind turbine is unknown. Performance analysis of wind turbine TDS-500 and using a measuring instrument based on the ATmega 328 microcontroller so that it can find out which wind turbine is larger which results in better power output and performance. The results of this study indicate that the TSD-500 wind turbine performance is better than the wind turbine.... Sedangkan menurut Gunawan dkk dalam penelitian unjuk kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya Universitas Udayana dengan membandingkan produksi energi riil dari PLTS dengan Hasil simulasi software HelioScope, diperoleh produksi riil lebih rendah sebesar dibandingkan hasil simulasi yang disebabkan oleh faktor benda-benda yang berada disekitar PLTS yang menyebabkan shading, tingkat kebersihan modul, perbedaan orientasi PLTS dengan orientasi optimal [10]. ...Adrian MansurPLTS On Grid 50 kWp UPDL Makassar merupakan PLTS yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan energi listrik sekaligus sebagai modul pembelajaran PLTS. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kinerja PLTS dengan membandingkan antara energi riil dengan hasil simulasi menggunakan Software PVSyst. Dari hasil simulasi diperoleh perbedaan energi riil sebesar % dibandingkan hasil simulasi PVSyst Meteonorm dengan data shading pada tools Solmetric, sementara selisih dengan hasil simulasi PVSyst NASA-SSE sebesar dibandingkan energi riil. Pada kedua simulasi data, diperoleh langgam output yang identik dengan kondisi riil dimana nilai output terendah pada Inverter 2 yang disebabkan oleh faktor shading. Selain itu pada penelitian ini diperoleh penurunan output disebabkan oleh perbedaan antara orientasi dan tilt PLTS dibandingkan dengan hasil optimasi azimuth dan tilt pada simulasi PVSyst.... Sedangkan produksi riil PLTS sebesar kWh, lebih rendah kWh atau 9,53 % dibandingkan hasil simulasi. Faktorfaktor yang mempengaruhi perbedaan produksi energi listrik hasil simulasi dengan produksi riill adalah benda-benda yang berada disekitar PLTS yang menyebabkan shading Mansur, 2021, tingkat kebersihan modul surya, perbedaan orientasi PLTS dengan orientasi optimal Gunawan et al., 2019. ...Pengabdian ini mengimplementasikan PLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya sebagai sumber energi listrik yang digunakan oleh para wisatawan di Desa Wisata Rindu Hati yang mana terletak di Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu yang masih minim pasokan listriknya. Tujuan dari pengabdian ini adalah menerapkan PLTS skala kecil untuk yang dikemas dalam bentuk rumah charging yang mana rumah charging ini dapat menjadi sumber energi listrik yang dapat mengisi listrik ke peralatan elektronik seperti handphone, lampu emergency, kompor induksi dan peralatan elektronika lainnya yang dibawa oleh para wisatawan Desa Rindu Hati. Sehingga para wisatawan tidak kesulitan dalam menghasilkan pasokan listrik. Metode pengabdian ini adalah metode TTG yaitu metode Teknologi Tepat Guna, yang mana kedepannya dengan membangun dan menyiapkan rumah rumah charging berbasis small PLTS merupakan sebagai upaya pengembangan Wisata di Desa Rindu Hati. Hasil dari penerapan Teknologi Tepat Guna yaitu kapasitas PLTS yang diImplementasikan untuk lemari charging sebesar 1000 WP What-Peek. Pengisian daya listrik dari sel surya ke baterai dimulai dari pukul pagi hingga pukul Wib... Teknologi panel surya ini sudah sangat luas digunakan di seluruh dunia dan sangat favorit yang dimanfaatkan sebagai penghasil energi listrik alternatif, setelah energi angin. Teknologi panel surya ini telah banyak dimanfaatkan sebagai pembangkit energi listrik atau yang dikenal dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS, seperti dalam Gunawan et al., 2019, Putra & Rangkuti 2016, sebagai penggerak pompa yang dijelaskan dalam Yuhendri et al., 2020, Iqtimal et al., 2018 dan sebagai pengering seperti dalam Usman et al., 2020, serta sebagai sumber energi listrik untuk penerangan dalam penangkapan ikan yang dilakukan oleh Lestari dkk., 2020. ...Petani yang ada di dusun Borong Rappo, Desa Sokkolia, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa dengan luas area sawah adalah 10 ha. Pada musim kemarau air untuk irigasi diperoleh dari sumur ataupun embung. Agar air dapat disalurkan ke sawah, maka air dalam sumur atau embung tersebut dipompa dengan menggunakan mesin pompa. Mesin pompa yang digunakan oleh petani ada dua jenis, yaitu mesin dengan bahan bakar pertalite dan menggunakan gas, sehingga menambah biaya produksi. kegiatan ini bertujuan untuk membantu petani mengurangi biaya operasional berupa biaya bahan bakar dengan diimplementasikan Sistem Pompa Air Tenaga Surya SPATS. SPATS mempunyai biaya operasional yang hampir 0 nol. Prosedur pelaksanaan kegiatan PKM ini dimulai dengan survei lokasi dan diskusi dengan mitra untuk menentukan solusi dari permasalahan. Setelah perencanaan SPTAS untuk menentukan sistem dan kapasitas komponen SPATS. Tahap akhir adalah evaluasi kinerja pompa dan pengetahuan mitra dalam pengoperasian SPATS. Jenis SPTAS yang diimplementasikan adalah tipe direct driven dan pompa jenis deep well submersible. Kapasitas SPTAS yang diimplementasikan tersebut adalah 900 Wp untuk panel surya dan 700 W untuk pompa DC. Hasil pengamatan kinerja pompa pada kondisi cerah pompa dapat menghasilkan debit sebesar l/menit sehingga dibutuhkan waktu sekitar jam untuk memenuhi kebutuhan air setiap petak sawah. Sedangkan pada kondisi mendung SPTAS ini dapat memompa air l/menit, pada kondisi ini dibutuhkan waktu jam memenuhi kebutuhan air. Sistem SPTAS dapat menghilangkan biaya operasional pompa dan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air setiap arinya adalah use always increases, especially fossil energy. Through the National Energy Policy, the government continues to strive to increase the role of new and renewable energy sources so as to reduce dependence on fossil energy. Solar power generation is a type of renewable energy generator that capable to convert solar energy to electric energy. The main components of solar power generatios are batteries, solar panels, charger controllers, and inverters. Solar power generations technology itself is always being developed, such as automatic monitoring and sun tracking systems designed to improve system performance. One of the applications of solar power generations is in the household sector. In this sector consumes 49% of the national electricity energy in 2018. This type of generator is categorized as a roof solar power generations. Based on existing data, there were 1400 roof solar power generations users in September 2019. The development of solar energy utilization for the household sector is very appropriate because it can help achieve renewable energy about 23% in 2025 and 31% in 2050 in the national energy Power Plant PLTS is a renewable energy that converts sunlight into the construction of PLTS requires a large area of land so that for urban areas it is noteasy to get the required land. One of solution to this problem is to use the roof of the parkingbuilding as a rooftop solar power plant, the energy produced by the rooftop solar power plantcan be exported to the network because generally the energy demand for parking buildings isnot much. This paper discusses PLTS on the roof of parking buildings that have been built allover the world. The results of a review were obtained as many as 40 PLTS on the roof of theparking building which were built from 2010 to 2022 with a total capacity of 207,49 MW. ThisPLTS parking facility was built in the form of PLTS on the roof of the parking building, carportand parking canopy. Institutions that have built PLTS above their parking facilities includeairports, banks, malls, governments, water companies, recycling companies, pharmaceuticalcompanies, financial companies, car companies, hospitals, schools, stadiums and the 2020 fiscal year, the Ministry of Energy and Mineral Resources of the Republic ofIndonesia provided PLTS On-Grid grants to the Province of Bali as many as 10 PLTS locationsin Denpasar City. One of them is in the Regional Development Planning Agency BAPPEDA ofBali Province with an installed capacity of 25 kWp which is connected to the PLN Bali is an example of the NRE Development Program and the Regional Medium-Term Development RPJMD that supports the PV mini-grid sector. This research wasconducted to determine the performance of the PLTS electrical system and to simulate theresults of PLTS production using Helioscope software so that it can compare the simulationresults of 2 scenarios with real conditions to determine the level of effectiveness in savingelectricity bills and the factors that influence the results of PLTS energy production. The resultsshowed that the potential for electrical energy generated for a year from the simulation ofScenario 1 and Scenario 2 was and It is known that the real energyproduction from July to December 2021 is 18,083 kWh with the simulation results of scenario 1and scenario 2 from July to December 2021 which are 19,810 kWh and 20,015 kWh. Thedifference between real energy production and the simulation results in scenario 1 and scenario2 is 1,727kWh with a percentage of and 1,931kWh with a percentage of Thepercentage of savings obtained for 6 months in 2021 compared to 6 months in 2020 is a saving value of Rp. 18,783, the RUPTL PT PLN Years 2017 untill 2026, the goverment aim to reach 5000 MW of PV plant potential in 2025. But, until November 2016, the number of PV plant in Indonesia is around 11 MW. To reach the 5000 MW target, many approach must be use. One of the approach is install PV plant on goverment buildings. Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung Puspem Badung is a goverment buildings complex which located in Badung Regency, Bali is one of the goverment building that can be use for this approach. This paper aim to know the potency of electrical power dan electrical energy produced by Puspem Badung if the PV plant installed on the north, east, west, and south side of the roof. Electrical energy produced by PV plant is simulated by using System Advisor Model SAM. From the simulation results, north side of the roof can produce energy of kWh/year. From the analysis, the total energy that can be produced by PV plant is kWh/year. This amount can supply Puspem Badung energy need by 124,72 %.Ketut Vidhia Kumara I Nyoman Satya KumaraWayan Gede AriastinaPT. Indonesia Power unit Pesanggaran is one of the power generation companies in Bali, which has also participated in the development of renewable energy by installing solar PV with a capacity of 24 KW. In this research, reviews was conducted to know the condition of the solar PV plant. Review is carried out by conducting observation in the field, reviewing technical data of solar PV components, and also interviews with the staff who operate and maintain the solar PV. Through reviews it was found that the design and installation of solar PV plant is good and follows good practice of solar PV installation for optimum energy production. Due to plant location at GPS coordinate of -8,72, 115,21 therefore the solar module has been installed facing north or azimuth 0o. This module is placed on the roof of Building A, thereby reducing the cost to construct mechanical supports. The solar module was installed with a slope angle of 22o approaching the optimum slope angle. The components of the PV plant are good as they bear international standards. The solar module is CHN240-60P polycrystalline silicon with 60 cells that caccries CE certificate ConformitĆ© Europeenne. Also, the inverter is three units of ABB PVS300-TL-800W-2 with AC output of 8,000 W which are also carries CE certificate and others. The quality of technical specifications of solar PV components and also installation of the plant has direct influence on the energy production of the plant and these have been properly implemented on the 24 KW Indonesia Power solar PV is a very important component of a grid-connected PV plant due to its function to convert DC power output of the PV module to AC power. Inverter is built from many components to support its operation so it is the most complex component in a PV systems. The 1 MWp grid-connected Kayubihi PV Plant uses 50 units of 20 kW inverter. This research is aimed to obtain inverters performance also the effect of string array position to energy production of the plant. Energy production analysis of the plant is conducted by mapping the energy production percentage of each inverter, then inverter with the highest energy production percentage is nominated as the reference to measure the performance of other inverters. The analysis considers string array location which connected to the inverter too and also based on the site condition of PV location. It is found that that the highest energy production is shown by inverter 44-E5 with energy output of kWh and the lowest is inverter 8-D3 at kWh. The highest average energy production is inverter 44-E5 at 72,47 kWh/day, and the lowest is inverter 11-C5 at 39,26 kWh/day. Based on the analysis, it can be concluded that all inverter in Kayubihi PV Plant has its energy production greater than or equal to 75% of the optimum energy output of string array and the inverter 29-B9 has the highest energy production Penida merupakan sebuah pulau di tenggara pulau Bali dengan jumlah penduduk jiwa. Ketersediaan daya pembangkit PLN di pulau Nusa Penida adalah sebesar 3200 kW. Dengan beban puncak sebesar 2530 kW maka cadangan listrik saat ini hanya sebesar 670 kW. Hal itu menyebabkan krisis listrik sangat terasa bagi masyarakat di daerah terpencil seperti di Pulau Nusa Penida. Saat ini salah satu solusi yang memungkinkan adalah mengembangkan sumber energi terbarukan. Di Pulau Nusa Penida sudah dikembangkan PLTS. Bahkan PLTS di Pulau Nusa Penida dikembangkan juga pada sistem penerangan jalan umum. Pada penelitian ini dilakukan analisa teknis dan biaya untuk mengetahui kelayakan Sistem PJU-TS tersebut. Pada analisa teknis dilakukan pengukuran output tegangan dan arus dari PV Panel ke Charger Controller, dari Charger Controller ke baterai dan ke beban. Analisa teknis menghasilkan bahwa penyebab kerusakan baterai karena kapasitas pembangkitan tidak sebanding dengan kebutuhan kapasitas beban PJU-TS. Dengan kapasitas baterai yang terus kecil akan menyebabkan kerusakan pada baterai. Selain itu karena usia baterai yang sudah lama. Analisa biaya dilakukan dengan 3 skenario dengan tingkat IRR yang ingin dicapai sebesar 10, 11, dan 12 %. Dihasilkan harga jual yang pantas untuk energi listrik PJU-TS Nusa Penida berkisar antara s/d per adalah suatu teknologi pembangkit yang mengkonversikan foton dari matahari menjadi energi listrik. Faktor penting yang mempengaruhi besarnya foton yang diterima oleh sel surya adalah kebersihan modul surya. Studi pengaruh kebersihan modul surya terhadap unjuk kerja PLTS dilakukan di Denpasar pada bulan Januari sampai Maret, menggunakan dua modul surya yang indentik 14,1 Wp. Modul pertama dibersihkan secara berkala sedangkan modul kedua tidak dibersihkan. Dari studi ini, modul surya dibersihkan menghasilkan daya tertinggi 13,63 Watt. Sedangkan modul surya tidak dibersihkan menghasilkan daya tertinggi sebesar 13,45 Watt, terjadi penurunan sebesar 5,48%. Dari studi ini didapat hasil output dari modul surya yang dibersihkan lebih besar dibandingkan modul surya tidak dibersihkan. Penurunan yang relatif kecil disebabkan oleh pembersihan permukaan modul oleh hujan yang sering terjadi, sehingga secara tidak langsung air hujan membersihkan permukaan modul dari listrik tenaga surya PLTS 1 MWp terinterkoneksi jaringan di Kayubihi, Bangli atau disebut PLTS Kayubihi, merupakan hal baru dalam penerapan pemanfaatan energi surya fotovoltaik berskala besar di Indonesia. Keberadaan PLTS Kayubihi menjadi perhatian untuk dianalisis lebih lanjut, agar potensi produksi energi listrik spesifik/final yield YF, dan unjuk kerja/rasio performa PR dari PLTS diketahui terhadap lokasi pemasangan. Hal ini selanjutnya menjadi acuan dalam identifikasi dan analisis permasalahan operasi PLTS, guna pengembangan dan pengetahuan pengelolaan PLTS. Nilai optimum YF dan PR PLTS Kayubihi diperoleh dengan simulasi menggunakan software PVSyst, yang berdasarkan lokasi dan konfigurasi sistem terpasang, tanpa memperhatikan faktor shading sesuai lokasi PLTS. Selanjutnya hasil simulasi dibandingkan terhadap hasil produksi real energi listrik PLTS Kayubihi. Potensi optimum energi listrik per tahun yang dihasilkan PLTS Kayubihi dari hasil simulasi adalah 1656 MWh, dengan PR 83,6 %. Berdasarkan waktu operasi dari 15 Februari 30 September 2013 produksi real energi listrik PLTS Kayubihi adalah 729,08 MWh, selisih 32,3% dari simulasi PVSyst sebesar 1076,94 MWh. Shading dan gangguan yang ada menurunkan produksi energi dan unjuk kerja spesifik PLTS Kayubihi yaitu YF 3,20 jam/hari, dengan faktor kapasitas CF 13,34 % terhadap simulasi, yaitu YF 4,68 jam/hari dan CF 19,53%. I Nyoman Satya KumaraIndonesia terletak di daerah katulistiwa sehingga memiliki intensitas penyinaran matahari yang baik sepanjang tahun. Kondisi penyinaran ini potensial untuk digunakan dalam pembangkitan listrik tenaga surya PLTS. Pemanfaatan tenaga matahari untuk pembangkitan listrik sebenarnya sudah dilakukan sejak cukup lama namun aplikasinya masih terbatas pada sistem berdaya kecil atau yang lebih dikenal dengan solar home system SHS. SHS ini biasanya merupakan bantuan pemerintah yang diberikan secara subsidi dan masyarakat pedesaan menggunakannya sebagai sarana penerangan di malam hari untuk mengganti lampu minyak tanah. Dalam konteks ini terlihat bahwa pendekatan yang digunakan bersifat top-down sehingga selama ini perkembangan SHS sangat tergantung pada program pemerintah dan sejauh ini kontribusi energi listrik surya nasional masih sangat kecil. Masyarakat perkotaan merupakan komponen yang cukup besar dalam komposisi populasi Indonesia. Sebenarnya kelompok masyarakat ini hampir semuanya berada dalam jangkauan jaringan listrik PLN namun demikian mereka memiliki karakteristik yang lebih baik dibandingkan dengan masyarakat pedesaan dalam pemanfaatan PLTS seperti daya beli, tingkat pendidikan, serta pemahaman tentang lingkungan dan penyelamatannya. Di samping itu, peranan energi listrik dalam kehidupan masyarakat urban sudah sangat melekat sehingga ketidaktersediaan energi tersebut akan berpengaruh langsung terhadap kehidupan mereka seperti produktifitas dan kenyamanan. Beberapa ciri positif yang dimiliki masyarakat urban ini bisa dijadikan penggerak pemasyarakatan PLTS perkotaan yang bersifat swakarsa dan swakelola. Melalui pendekatan berbasis pemberdayaan masyarakat kota ini diharapkan akan menjadi komponen penting dalam upaya peningkatan kapasitas terpasang PLTS nasional untuk mencapai target sekitar 5% energi listrik terbarukan pada tahun 2025 seperti ditetapkan dalam Kebijakan Energi Nasional. Salah satu prasyarat dalam perluasan pemanfaatan PLTS adalah ketersediaan peralatan dan komponen PLTS tersebut. Tulisan ini mencoba untuk meninjau ketersediaan sistem PLTS di Indonesia yang kapasitasnya sesuai dengan kebutuhan rumah tangga di perkotaan. Ketersediaan yang dimaksud meliputi data tentang kapasitas dan vendor dari komponen PLTS. Informasi tentang ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu acuan cepat untuk mengetahui perkembangan PLTS di Indonesia khususnya bagi masyarakat yang tertarik untuk memanfaatkan tenaga matahari sebagai sumber pembangkit listrikAbstrak—Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL Desa Pemecutan Kaja adalah IPAL yang terletak di salah satu lingkungan kota Denpasar yang berfungi untuk mengolah air limbah yang dihasilkan oleh anggota masyarakat. IPAL ini meggunakan sistem radial flow anaerobic yang terdiri tangki rabic pro dan tangki up flow filter. Air hasil pengolahan limbah dapat langsung disalurkan ke sungai karena sudah memenuhi baku mutu limbah cair. IPAL ini menggunakan pompa listrik untuk mengalirkan limbah menuju tangki penyaringan. Pompa ini mengunakan catu daya hibrida PLTS 3,7 kW dan PLN. IPAL ini dikelola langsung oleh masyarakat desa Pemecutan Kaja. Hasil penelitian yang ingin dicapai adalah pertama, evaluasi pemanfaatan dan kinerja PLTS, kedua merencanakan model pengelolaan agar IPAL dapat berfungsi secara optimal dan berkelanjutan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa rata-rata energi listrik yang dihasilkan PLTS yaitu 23,59 kWh/hari dengan harga energi sebesar Percobaan untuk membersihkan filter pada IPAL dapat mengurangi konsumsi energi harian dari 8,84 kWh menjadi 3,05 kWh atau 65%. Rumah tangga yang menjadi pengguna IPAL saat ini membayar iuran sebesar Rp Namun, untuk operasi yang berkelanjutan dari IPAL, rumah tangga perlu membayar sebesar Rp Timotius Abit Duka Nyoman SetiawanAntonius Ibi WekingThe increasing demand for electrical energy in Bali requires additional electrical energy supply, while conventional energy such as petroleum, coal and natural gas continue to be used. Therefore, the utilization of non-conventional energy like solar energy should be increased. One of provision of non-conventional electric energy which is ready to be widely used is using PLTS Photovoltaic technology. The data analysis in this study uses manual calculation method to calculate electric power requirement, setting the result for electrical power, calculating the amount and capacity for solar module and inverter, calculating slope angle and location of solar module. PLTS uses a hybrid system with PLN, which works automatically to be controlled by the inverter control system. PLTS capacity of 148,274 kW supply 30% of the electrical energy consumption in the building of 2,310 objective of this studywas to obtain atechnical and economic analysis of solar-powered lighting SPL implementation at Bali above Seawater Toll-Road. The SPL was designed to operate 12Hours/day with average illumination ≄15-lux. Those requirements can be met byan SPL unit that consists of 2-pieces 87-W LED lights mounted on 10-m double arms pole with arm length and 15° tilt angle. Each LED light was powered by a 260-Wp solar panel, 24V-180AH battery and 10-A solarcharge controller. Every SPL unit should be installed on the toll-road median with pole-spacing and required 361-units to illuminate throughout 8, toll-road length. Benefits of SPL implementation wereelectricity saving and carbon emission reduction 2 /yr. However, the SPL electrical-based costwas times more expensive than conventionalstreet lighting. And based onthe investment feasibility analysis using NPI and PI techniques showed that the SPL implementation was not feasible. Skip to contentprinsip kerja plts on gridHome Ā» prinsip kerja plts on gridPLTS ON GRID RESIDENSIAL – SOLUSI GREEN ENERGY UNTUK PERKOTAANSistem PLTS OnGrid Residensial merupakan solusi Green Energy bagi penduduk perkotaan baik perumahan ataupun perkantoran. Sistem ini menggunakan Modul Surya Photovoltaic Module untuk menghasilkan listrik yang ramah lingkungan dan bebas emisi. Dengan adanya sistem ini akan mengurangi tagihan listrik rumah tangga, dan memberikan nilai tambah pada pemiliknya. Sesuai namanya, On Grid, maka sistem ini akan tetapPLTS KOMUNAL – SUMBER ENERGI LISTRIK ALTERNATIF UNTUK DAERAH TERPENCILSistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Komunal PLTS-Terpusat merupakan sistem pembangkit listrik alternatif untuk daerah-daerah terpencil/pedesaan yang tidak terjangkau oleh jaringan PLN. Sistem PLTS Komunal ini yang mengandalkan energi matahari sebagai sumber energi utama dengan menggunakan rangkaian photovoltaic module untuk menghasilkan energi listrik sesuai dengan kebutuhan. Secara umum Konfigurasi PLTS Sistem Komunal dapat dilihat seperti terlihat blok diagram dibawah Title Page load link Post Views 1,484 Pemasangan panel surya terbagi menjadi dua jenis yaitu off grid dan on grid. Berikut terdapat sedikit informasi yang dapat memberikan tambahan wawasan terhadap sistem PLTS off grid sebelum anda memutuskan untuk memasangnya. Pengertian PLTS Off Grid?Faktor Pendukung pemasangan PLTS Off GridCara Kerja PLTS Off Grid1. Panel Surya Menyerap Sinar Matahari2. Inverter Mengonversi Arus3. Melewati Inverter Baterai4. Listrik Dapat Mengalir Ke ElektronikKelebihan dan Kekurangan PLTS OFF GridKelebihanKekurangan Pengertian PLTS Off Grid? Pembangkit Listrik Tenaga Surya off grid merupakan pembangkit listrik yang hanya mengandalkan energi matahari sebagai sumber utama pemenuhan pasokan listrik, biasanya PLTS akan membutuhkan baterai sebagai penyimpan daya dari listrik yang berlebih saat diproduksi oleh panel surya. PLTS off grid ini digunakan oleh daerah terpelosok yang belum memiliki arus listrik sama sekali, sehingga sistem ini dinamakan off grid karena sistem tenaga surya bekerja mandiri tanpa bantuan PLN untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik. Sistem ini menggunakan modul Photovoltaic untuk menghasilkan energi listrik sesuai kebutuhan anda dan harus dirancang dengan tepat agar menghasilkan daya yang cukup sepanjang hari Baca juga 8 Manfaat PLTS On Grid Faktor Pendukung pemasangan PLTS Off Grid Agar fungsi PLTS off grid lebih optimal, biasanya pemasangan harus melihat situasi dan kondisi wilayah. Pemasangan teknologi ini disarankan hanya untuk kebutuhan rumah tangga ataupun pertanian dan peternakan yang hanya membutuhkan daya listrik yang kecil. Berikut beberapa faktor yang memungkinkan adanya pemasangan PLTS off grid, yaitu Lokasi rumah anda tidak dilewati arus PLN Lokasi yang sudah terpasang utilitas, namun belum terpasanga maksimal penerangannya selama 24 jam, karena masih terdapat sistem pemadaman bergilir Lokasi yang masih menggunakan bantuan genset sebagai sistem pembangkit listrik Lokasi pemukiman yang jauh, pulau terpencil, wilayah perbatasan, dan lainnya yang belum memiliki sumber energi mandiri Indonesia sendiri masih memiliki wilayah terpencil yang belum memiliki arus listrik untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka ataupun sering terkena pemadaman listrik PLN secara bergilir, keadaan seperti itu yang menjadi sasaran pemasangan PLTS off grid. Cara Kerja PLTS Off Grid Pemasangan awal PLTS Off Grid umumnya memakan biaya cukup mahal karena harga baterai yang cukup tinggi, namun hal ini hanya berlangsung di awal saja. Cara kerja dari sistem ini, seperti berikut 1. Panel Surya Menyerap Sinar Matahari Sebenarnya cara kerja dari PLTS off grid hampir sama dengan pembangkit tenaga surya lainnya, panel surya akan menyerap energi panas sinar matahari dan mengubahnya menjadi arus listrik DC 2. Inverter Mengonversi Arus Inverter berguna untuk mengonversi arus searah DC menjadi bolak-balik AC. Listrik yang diproduksi panel surya belum sepenuhnya bisa digunakan untuk menyalakan peralatan elektronik, sehingga harus dikonversi dengan inverter jaringan. Arus listrik AC inilah yang bisa dipakai untuk menyalakan perangkat elektronik pada umumnya. 3. Melewati Inverter Baterai Energi panas yang diubah menjadi listrik kemudian diolah oleh SCC dan masuk ke baterai untuk dijadikan cadangan. Kementrian ESDM menyarankan penggunaan baterai dengan cadangan minimal 3 hari sebagai bentuk antisipasi cuaca yang kurang mendukung dengan intensitas cahaya matahari rendah. Arus kemudian dialirkan ke inverter baterai tanpa harus ada inverter jaringan. Inverter baterai digunakan untuk menjaga keseimbangan energi didalam jaringan dengan cara mengatur distribusi listrik dari inverter jaringan ke elektrionik dan ke baterai. Listrik dari panel surya dikontrol dan dikendalikan oleh SCC Solar Charge Controller untuk diatur voltase dan amperenya agar bisa mencharge Baterai. 4. Listrik Dapat Mengalir Ke Elektronik Baterai mengalirkan arus listrik ke alat Inverter untuk merubah listrik DC menjadi AC, setelah itu listrik bisa langsung digunakan untuk menyalakan perangkat elektronik sehari-hari, seperti TV, kipas angin, kulkas, dan lain sebagainya. Biasanya penggunaan PLTS off grid, baterai akan diisi dayanya saat panel surya menyerap sinar matahari dari pagi sampai sore, sehingga saat malam hari energi dari baterai bisa dipakai untuk menyalakan elektronik. Sumber Istockphoto Kelebihan dan Kekurangan PLTS OFF Grid Setiap alternatif sistem pasti memiliki kelebihan atau kekurangan tersendiri, hal itu dapat anda rasakan seperti Kelebihan Sistem off-grid tidak terhubung ke jaringan PLN sehingga listrik tetap menyala walaupun terdapat pemadaman dari PLN Hemat biaya sepanjang bulan, karena anda tidak mengeluarkan biaya untuk membeli bahan bakar ataupun membayar tagihan listrik bulanan Ramah lingkungan dan tidak menambah polusi udara maupun suara karena hanya menggunakan energi panas matahari Peningkatan kualitas hidup bagi daerah yang terpencil dan memiliki keterbatasan ekonomi Kekurangan Sumber energi tidak dapat digunakan pada area pabrik maupun kantoran, karena sumber daya matahari sangat terbatas dan umumnya tidak dapat memenuhi kebutuhan beban listrik industri secara keseluruhan Biaya diawal pemasangan akan lebih mahal dibanding sistem on grid, namun hal ini bisa balik modal dalam beberapa tahun kedepan Pemasangan harus menyediakan baterai dan inverter dengan harga yang cukup mahal Perlengkapan yang harus disediakan oleh PLTS off grid harus lebih baik dan lebih banyak dibanding sistem on grid Sebenarnya pemasangan PLTS off grid atau on grid sama saja karena hanya menyesuaikan kebutuhan anda, sehingga bisa dikatakan penggunaan PLTS ini merupakan solusi kebutuhan listrik masa depan. Krisna Mandiri Utama dapat memenuhi kebutuhan perlengkapan panel surya pada pertanian, peternakan maupun kebutuhan hidup anda dengan harga yang berkompeten. Setiap pemesanan, akan disediakan paket lengkap, sehingga Anda tidak perlu khawatir ataupun membeli peralatan lainnya. Instalasi dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman dengan produk yang sudah teruji kualitasnya. Diperbarui 15 Oktober 2022Begini pengertian PLTS hybrid, skema, dan cara kerja PLTS hybrid yang menggabungkan sumber energi tenaga surya dengan sumber energi PLTS hybrid cenderung lebih kompleks dari on-grid dan off-grid, cara kerjanya berasal dari gabungan dua sistem tersebut dengan komponen yang lebih PLTS HybridPLTS Hybrid adalah pembangkit listrik yang menggabungkan sumber energi tenaga surya dengan sumber energi lain. Listrik yang dihasilkan PLN tentu tidak hanya dari PLTA, ada juga dari PLTG, PLTD, PLTB, dan lain yang disebut hybrid, karena menggabungkan berbagai sumber listrik dari diesel, gas, panas bumi, dan bayu angin. PLTS hybrid adalah gabungan sistem PLTS dengan sistem pembangkit listrik energi baru terbarukan untuk menjaga kesinambungan suplai energi dan mengoptimalkan penunggunaan energi hijau. Jika berada pada definisi ini maka PLTS Hybrid hanya menggunakan sumber energi terbarukan dan tidak memakai energi listrik yang dihasilkan menggunakan minyak, gas, dan batu yang mendefinisikan PLTS Hybrid adalah pembangkit listrik tenaga surya yang mengkombinasikan sistem pasokan energinya dengan baterai tenaga surya, jaringan PLN, dan PLTS hybrid mengeliminasi semua kekurangan dari sistem on-grid dan off-grid, kemudian menggabungkan keunggulannya menjadi Keunggulan dan Kelemahan PLTS HybridPLTS on-grid terhubung dengan jaringan listrik PLN, tetapi tidak menyimpan energi yang dihasilkan panel surya ke baterai. Sedangkan, sistem off-grid bisa menyimpan daya ke baterai namun tidak terhubung dengan jaringan sistem on-grid yang terhubung PLN dan keunggulan off-grid yang bisa menyimpan daya ke baterai kemudian digabungkan menjadi satu sistem yang disebut dengan PLTS PLTS HybridPLTS Hybrid banyak diminati karena flesibilitasnya dalam menggabungkan berbagai sumber energi, namun konsekuensinya tentu saja soal biaya untuk membeli PLTS HybridGambar di atas adalah skema PLTS hybrid yang terhubung dengan tujuh bagian terdiri atas lima komponen PLTS, jaringan listrik PLN, dan perangkat elektronik. Ketujuh bagian tersebut, sebagai berikutPanel suryaInverterSwitchboard panel listrikPerangkat elektronik dirumahMeteranBateraiJaringan listrik PLNTerlihat bahwa komponen yang dipakai dalam sistem hybrid lebih banyak daripada on-grid dan off-grid, karena apa yang ada di kedua sistem tersebut digunakan oleh sistem Kerja PLTS HybridAdapun urutan cara kerja PLTS hybrid dapat Anda ikui rangkaiannya dari sianr matahari yang ditangkap panel surya, yaitu1. Panel Surya Menangkap SinarPermukaan panel surya menangkap radiasi sinar matahari yang memancar dari pagi sampai sore. Hasil tangkapan tersebut kemudian diolah didalam panel surya menjadi listrik arus searah atau dikenal Cara Kerja PLTS On-GridOutput listrik jenis ini sebenarnya sudah bisa dipakai untuk menyalakan peralatan elektronik, namun terbatas hanya untuk perangkat DC seperti lampu DC dan kipas angin DC. Panel surya digunakan oleh semua sistem, dari PLTS on grid, off grid, dan Inverter Mengonversi ArusListrik yang biasa kita pakai umumnya listrik bolak balik atau AC, listrik ini yang biasa dipasok oleh PLN ke rumah, kantor, pabrik, dan perusahaan. Inverter biasanya digunakan oleh PLTS on grid, off grid, dan Jenis-jenis Inverter Tenaga SuryaAgar listrik DC dari panel surya bisa digunakan oleh semua peralatan elektronik maka harus dikonversi dulu menjadi arus AC menggunakan Mengalir ke BateraiListrik dari inverter juga dialirkan ke baterai untuk menyimpan energi yang dihasilkan panel surya. Baterai yang dicas berfungsi sebagai cadangan energi ketika panel surya tidak bisa bekerja karena sudah malam atau cuaca Bagaimana Cara Menghitung Kebutuhan Baterai PLTS?Saat hal itu terjadi, baterai akan otomatis menyuplai listrik menggantikan panel surya dan mengirimkan kembali listrik ke inverter, kemudian dialirkan ke switchboard sebelum sampai ke perangkat elektronik. Sistem PLTS yang menggunakan baterai yaitu off grid dan Switchboard Membagi DayaOutput dari inverter menghasilkan listrik AC yang bisa langsung dialirkan ke perangkat elektronik pada dalam sistem PLTS hybrid yang terhubung dengan banyak komponen dan jaringan maka listrik tersebut harus dialirkan terlebih dahulu ke Perbedaan PLTS On-Grid, Off-Grid, dan HybridPanel listrik atau switchboard berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke beberapa komponen lain seperti metaran dan elektronik. Switchboard digunakan sistem PLTS on grid, off grid, dan Mengalir ke ElektronikSalah satu pembagian arus dari switchboard adalah ke peralatan elektronik di rumah seperti TV, kulkas, dispenser, mesin cuci, lampu, kipas angin, rice cooker, dan lain dikatakan bahwa perangkat elektronik merupakan muara akhir dari semua sistem pembangkit listrik tenaga surya. Karena konsumsi listrik pada akhirnya mengacu pada daya setiap perangkat elektronik6. Mengimpor ListrikUntuk mengimpor listrik dari jaringan PLN dibutuhkan meteran yang berfungsi untuk mengukur dan mencatat kapasitas daya yang dialirkan PLN ke jaringan Cara Kerja PLTS Off-GridListrik yang diambil dari jaringan PLN dialirkan terlebih dahulu ke meteran, switchboard, dan terakhir elektronik. Jaringan PLN dalam PLTS hybrid berguna sebagai backup atau cadangan ketika panel surya dan baterai tidak bisa menyuplai Aliran ListrikAda beberapa skenario yang mungkin terjadi ketika menggunakan PLTS sistem hybrid, diantaranyaKeadaan normal, panel surya menyuplai energi saat siang dan menyimpan sisanya ke bateraiSaat malam, panel surya tidak bisa menghasilkan listrik sehingga suplai diperoleh dari bateraiSeperti skenario kedua dan saat tengah malam baterai habis, sehingga pasokan listrik diperoleh dari jaringan PLNPanel surya dari pagi sampai malam tidak bisa memproduksi listrik karena hujan, mendung, atau rusak. Sehingga kebutuhan listrik dari pagi sampai malam disuplai dari bateraiSeperti pada skenario keempat dan saat malam baterai sudah habis, sehingga kebutuhan listrik dipasok jaringan PLNSeperti pada skenario kelima dan saat tengah malam jaringan PLN padam, jika tidak punya energi dari sumber lain maka otomatis sistem PLTS juga akan padamSeperti pada skenario kelima dan saat tengah malam jaringan PLN padam, jika kebutuhan listrik dipasok menggunakan genset. Listrik dari genset dialirkan ke switchboard agar bisa menyalakan elektronik dan sebagian lainnya dipakai untuk mengecas bateraiSeperti pada skenario kelima dan saat menjelang pagi genset kehabisan solar, situasi semacam ini tentu saja akan mematikan seluruh sistem PLTS karena sudah tidak ada energi cadangan yang bisa kedelapan adalah kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi, solusinya adalah menyiapkan lampu emergency, senter, lilin, petromak, atau lampu minyak.

prinsip kerja plts on grid