MengulasSampah Anorganik dari Pengertian hingga Dampak Negatifnya. Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non organik yang sulit diurai. Beberapa jenis sampah anorganik yang biasa dijumpai yaitu plastik, kaleng, kertas, dan kaca. Oleh Siti Nur Aeni. 29 November 2021, 16:46.
Contohnyacangkang kerang laut, sisik ikan keras, tulang ikan, tulang hewan berkaki empat (sapi, kerbau, kambing), tempurung kelapa, dan potongan kayu. Hampir semua limbah keras organik dapat dimanfaatkan kembali sebagai produk kerajinan, tetapi diperlukan peralatan yang cukup kuat untuk membantu dalam pengerjaannya. 2.
BacaJuga : Kerajinan Bunga dari Plastik, Pengeringan - Setelah melewati proses pencucian sampah plastik dikeringkan dahulu dengan standar suhu yang sudah ditetapkan untuk mempertahankan kualitas produk. Tentang metode cara untuk pengolahan sampah plastik yang terbaru. Dan harapan kami, pemerintah ikut terlibat dalam sosialisasi daur
ContohProduk Olahan Sampah Organik Dari Bunga Yg Dikeringkan Terpopuler. Apa saja contoh makanan olahan setengah jadi yang berasal dari produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan? Serbuk kayu sisa olahan mebel.
BSFmerupakan jenis serangga yang sangat tepat untuk melakukan penguraian sampah organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengolah sampah organik rumah tangga dengan bantuan BSF yang dapat menghasilkan produk samping berupa pupuk organik cair yang berasal dari leachate yang dihasilkan selama pengolahan. Dalam penelitian ini, sampel dibagi
Vay Tiá»n TráșŁ GĂłp 24 ThĂĄng.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. ARTIKEL, KARYASITI NUR ASMAYASARIXII MIPA 7 SMAN 1 PADALARANG Pada September lalu , tepatnya pada tanggal 6 September 2021 para siswa maupun siswi kelas 12 di SMA Negeri 1 Padalarang tahun ajaran 2021-2022 ditugaskan dalam mata pelajaran PPKN yang berkaloborasi dengan mata pelajaran Biologi dengan adanya pembuatan ecoenzim. Mengapa hal ini ada sangkut-pautnya dengan mata pelajaran PPKN? dikarenakan adanya materi yg membahas mengenai kemajuan IPTEK terhadap NKRI , yang menjadi salah satu teknologi baru untuk mengurangi nya sampah-sampah organik yang ada di apakah kalian pernah mendengar istilah ecoenzim? Ini adalah salah satu produk dari sisa organik yang memiliki banyak sekali Rosukon Poompanvong yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand yang pertama kali memperkenalkan ecoenzim. ecoenzim merupakan hasil olahan limbah dapur yang difermentasi dengan menggunakan gula merah beserta air . Limbah dapur organik yang diolah adalah yang berupa ampas buah dan sayuran. Sehingga memiliki warna cokelat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang cukup bisa menjadi cairan serbaguna dan pengaplikasinya meliputi rumah tangga, pertanian, atau untuk peternakan. Pada dasarnya, ecoenzim mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna menggunakan sampah buah atau sayuran. Enzim dari âsampahâ ini adalah salah satu cara manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa bahan dapur yang tidak dipakai lagi untuk menjadi sesuatu yang bermanfaat. Jadi Tujuan dari proyek ini juga untuk mengolah enzim dari sampah organik yang biasanya dibuang ke dalam tong sampah menjadi pembersih organik, atau sebagai pupuk alami dan pestisida yang selain itu , ada tujuan lain yaitu dengan adanya pembuatan proyek seperti ini kita dapat dan bisa mengurangi banyaknya sampah-sampah organik disekitar kita. Karena sampah yang menumpuk memiliki dampak negatif yang besar bagi umat manusia , seperti bau yang mengganggu dan menyengat , bahkan menjadi biangnya dalam penyakit yang dapat terjadi dikemudian hari maupun sekarang. 1 2 3 Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Pengelolaan sampah rumah tangga yang baik dan benar semakin ramai dibicarakan. Hal ini sangatlah wajar sebab menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sampah rumah tangga merupakan kontributor terbesar pada total produksi sampah di Indonesia pada tahun 2020, sehingga perlu diadakan pengelolaan sampah di kalangan masyarakat itu sendiri. Tapi, bagaimana cara melakukannya, ya? Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah memahami jenis sampah yang dihasilkan, entah itu organik maupun anorganik. Setelah memahaminya, barulah kita dapat menerapkan cara pengolahan sampah organik dan anorganik yang tepat. Simak penjelasan berikut ini untuk mengenal jenis-jenis sampah tersebut serta bagaimana Anda dapat mengolahnya di rumah! Secara garis besar, perbedaan antara sampah organik dan anorganik terletak pada bagaimana sampah tersebut terurai. Untuk sampah organik, proses penguraian terjadi secara alamiah dan biologis, sedangkan sampah anorganik hanya bisa diurai dengan cara-cara tertentu, seperti didaur ulang. Adapun yang termasuk sampah organik, antara lain sampah sisa makanan dan beberapa contoh sampah anorganik adalah kertas, kaleng, dan juga plastik. Idealnya, kedua jenis sampah ini harus dipisahkan agar cara pengolahan sampah organik dan anorganik yang Anda lakukan nantinya jadi lebih mudah untuk dikelola. Cara Pengolahan Sampah Organik Sisa makanan yang Anda konsumsi tidak harus terbuang secara sia-sia. Pasalnya, sampah organik bisa diproses secara sederhana dan memberikan berbagai macam manfaat. Ketika memilah sampah organik, perhatikan sisa sayuran atau buah-buahan yang bisa ditanam kembali regrow. Beberapa jenis sayuran yang bisa Anda tanam kembali, antara lain seledri, kangkung, dan juga buah jeruk. Namun, jika sampah tidak dalam keadaan yang memungkinkan proses regrow dijalani, Anda tetap dapat mengubahnya menjadi pupuk kompos yang bisa dimanfaatkan tanaman yang lainnya. Cara Pengolahan Sampah Anorganik Cara pengolahan sampah organik dan anorganik pada dasarnya mengharuskan kita untuk menguasai teknik memilah sampah secara baik. Namun, untuk pengolahan sampah anorganik, cara ini semakin penting lagi karena setiap jenis sampah anorganik bisa melalui teknik pengelolaan sampah yang berbeda-beda lagi. Pilah Sampah Pertama, kumpulkan sampah anorganik pada satu tempat sampah khusus. Kemudian, pisahkan sampah anorganik, entah itu terpisah sesuai jenisnya atau kondisi barangnya. Terakhir, bersihkan sampah anorganik agar layak untuk melewati proses pengolahan sampah selanjutnya. Lakukan 3R Pastikan Anda mengurangi penggunaan sampah dengan mengurangi barang belanjaan dan hanya beli dengan jumlah yang cukup reduce. Berikutnya, jika kondisi barang tersebut masih layak, Anda dapat menggunakan kembali barang tersebut reuse atau mendonasikannya. Namun, bila tidak bisa dipakai lagi, jangan ragu untuk mendaur ulang recycle sampah, seperti membuat tas dari kemasan plastik atau tempat pensil dari kaleng sisa makanan. Dengan begitu, barang daur ulang bisa Anda gunakan lagi atau bahkan bisa dijual kembali. Upaya Nestlé untuk Jadi Bagian dari Solusi Penanganan Sampah di Indonesia Upaya yang Nestlé lakukan untuk mendukung terciptanya pengelolaan sampah yang lebih baik di Indonesia. Salah satu contoh kegiatan yang merupakan kolaborasi adalah Nestlé bergabung dalam kemitraan Project STOP untuk turut membantu menjaga kebersihan perairan Indonesia. Project STOP merupakan gerakan kolaborasi yang fokus pada pengelolaan sampah di daratan agar tidak mencemari lautan. Bersama dengan Project STOP, selama tiga tahun, Nestlé akan melakukan pengembangan sistem pengelolaan sampah termasuk di dalamnya pembangunan fasilitas pengelolaan. Adapun wilayah yang menjadi target dari program ini, yakni 26 desa yang tersebar di wilayah Kecamatan Lekok dan Kecamatan Nguling di Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. Berkolaborasi dengan LSM Sahabat Lingkungan dan Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah di 10 lokasi Tempat Pengolahan Sampah. Melalui kemitraan ini diharapkan dapat mengurangi pencemaran sampah ke lingkungan, mengurangi penumpukan sampah di tempat pembuangan akhir, dan mengoptimalkan pengumpulan sampah rumah tangga yang masih dapat didaur ulang. Fasilitas ini juga mengolah sampah organik sisa makanan rumah tangga menjadi pupuk kompos dan digunakan kembali sebagai pupuk untuk kegiatan penanaman sayur keluarga. Tidak berhenti sampai disitu, Nestlé Indonesia juga secara aktif terlibat dalam aliansi PRAISE Packaging and Recycling Alliance for Indonesia, bersama dengan lima anggota lainnya yang bergerak di bidang usaha makanan dan minuman. Bersama dengan PRAISE, Nestlé Indonesia turut mengadakan berbagai aktivitas guna membantu meningkatkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya mengelola sampah dengan baik dan berupaya untuk meningkatkan angka daur ulang kemasan pasca konsumsi, misalnya lewat seminar dan juga program bersih-bersih lingkungan bersama. Selain itu, Nestlé bermitra dengan Hivos dan Yayasan Rumah Energi melaksanakan program Olah Limbah Jadi Berkah yaitu pembangunan kubah biogas yang bisa dimanfaatkan oleh para peternak sapi di wilayah Jawa Timur. Sejak dimulai pada tahun 2010 lalu, kolaborasi ini berhasil membangun lebih dari kubah biogas untuk mengolah limbah kotoran sapi perah. Kubah biogas dapat mengolah gas metana yang terkandung di dalam kotoran menjadi gas untuk memasak, sehingga mengurangi penggunaan kayu bakar dan pembelian gas LNG. Selain itu, dengan pengolahan ini juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca greenhouse gas atau GHG sebanyak 2,6 MT karbondioksida setiap tahunnya. Itulah tadi ulasan seputar cara pengolahan sampah organik dan anorganik. Kesimpulannya, sampah memiliki beragam jenis. Namun, mengetahui apakah sampah tersebut organik atau anorganik merupakan langkah pertama yang bisa dilakukan untuk mengetahui cara yang tepat untuk mengolahnya, baik itu daur ulang atau menjadikannya pupuk kompos. Semoga informasi tadi bermanfaat dan menginspirasi untuk terlibat dalam pengolahan sampah secara tepat demi mendukung keberlanjutan bumi kita!
Buat kamu yang sering memasak, mungkin ada banyak sampah atau limbah organik yang dihasilkan dari kegiatan memasakmu itu. Sampah atau limbah tersebut mungkin saja langsung kamu buang ke tempat sampah. Lambat laun, sampah-sampah tersebut bisa menggunung dan menyebabkan polusi lingkungan serta menimbulkan bau gak membiarkan sampah dapurmu menjadi sumber pencemaran lingkungan, kamu bisa mengolah sampah-sampah tersebut menjadi barang bernilai ekonomis, lho. Berikut ini beberapa produk yang bisa kamu olah dari sampah atau limbah Kompos atau pupuk kompos dapat dengan mudah dibuat dari sampah dapur organik, seperti sampah sisa makanan, kulit sayur atau buah, daging busuk, hingga bumbu dapur pupuk kompos terbilang mudah. Sebagai langkah pertama, siapkan sampah dapur organik yang akan diolah. Kemudian, siapkan wadah berukuran besar untuk mengomposkan sampah. Wadah yang dipilih harus dilengkapi dengan penutup supaya pupuk yang kamu buat gak tanah secukupnya ke dalam wadah yang sudah disiapkan. Siram permukaan tanah tersebut menggunakan air secukupnya. Setelah itu, masukkan sampah organik ke dalam wadah secara merata. Selanjutnya, masukkan lagi tanah ke dalam wadah tersebut sebagai penutup. Usahakan ketebalan sampah setara dengan ketebalan semuanya kamu lakukan, tutup wadah dengan rapat dan tunggu sekitar tiga minggu hingga menjadi kompos. Agar proses pengomposan berlangsung lebih cepat, kamu juga bisa menggunakan starter kompos seperti larutan proses pengomposan, pastikan wadah pembuat pupuk kompos yang kamu pakai gak terkena air hujan atau terkontaminasi bahan lain. Pastikan juga wadah tersebut gak terkena paparan sinar Pakan ikan atau hewan kamu mungkin memelihara ikan di rumah? Daripada beli pakan ikan, kamu bisa membuat sendiri dari limbah ini, sudah ada inovasi pembuatan limbah dapur seperti sisa nasi atau mie hingga kulit sayur atau buah menjadi pelet atau pakan ikan bernutrisi tinggi. Caranya, limbah tersebut harus difermentasi dulu selama sekitar 3 minggu untuk mengurangi amoniak dan bakteri. Proses fermentasi ini sangat penting karena dapat mengolah limbah dapur menjadi bahan organik dengan kandungan protein dan karbohidrat yang tinggi. Proses ini juga dapat membantu melembutkan serat limbah yang telah terfermentasi dijemur selama seminggu. Setelah kering, limbah tersebut kemudian digiling menjadi tepung dan bisa dicetak menjadi pelet. Selain untuk ikan, pakan yang terbuat dari lomba ini bisa juga digunakan sebagai pakan berbagai hewan ternak seperti ayam, sapi, kerbau, dan Kerajinan kamu berpikir hanya sampah anorganik yang bisa didaur ulang menjadi bahan kerajinan tangan, maka kamu salah. Ada banyak sekali sampah organik yang ternyata bisa didaur ulang dan disulap menjadi berbagai kerajinan tangan yang telur bisa kamu olah menjadi pot atau hiasan warna. Limbah bonggol bawang putih dan kulit jagung bisa diubah menjadi bunga kering yang lainnya, limbah sisik ikan bisa dijadikan bahan utama pembuatan aksesoris seperti gelang, bros, anting, dan lain sebagainya. Sementara itu, tulang ikan bisa kamu sulap menjadi miniatur tokoh, miniatur kendaraan, dan masih banyak perlu cemas, berbagai DIY mengenai pembuatan kerajinan tangan dari limbah dapur bisa kamu temukan dengan mudah di internet. Jadi, kamu tertarik mau buat kerajinan apa nih? Baca Juga Hari Bumi, 8 Lagu Lokal Bertema Lingkungan Ini Wajib Masuk Playlistmu 4. Bahan kosmetik bahan seperti serbuk kulit telur bisa kamu manfaatkan sebagai masker alami wajah. Kamu bisa menggunakan masker tersebut setidaknya tiga kali dalam seminggu untuk menimbulkan efek lembut pada kulit beberapa jenis sayur atau buah juga berpotensi digunakan sebagai bahan kosmetik. Sebagai contoh, kulit buah naga mengandung antioksidan serta vitamin C dan E yang cukup tinggi sehingga bisa diolah menjadi masker alami wajah. Masker tersebut bisa membantu mengobati masalah kulit seperti, jerawat, keriput, dan Bahan obat-obatan jenis kulit buah atau sayur berkhasiat sebagai bahan obat. Kulit mentimun, misalnya, banyak dipercaya membantu menurunkan berat badan dan memperkuat sistem kekebalan itu, bagian dalam kulit pisang bisa kamu manfaatkan sebagai pemutih gigi. Kulit pisang juga bisa kamu oleskan ke tumit yang kering atau pecah-pecah untuk membuatnya kembali Bahan pembersih lantai atau kamu? Sisa kulit buah dan sayur ternyata bisa disulap menjadi bahan pembersih lantai atau desinfektan yang aman dan ramah lingkungan. Caranya, kulit buah dan sayur tersebut difermentasikan dengan air dan gula. Larutan hasil fermentasi tersebut dikenal sebagai Eco Enzyme EE. Proses pembuatan larutan pembersih alami ini cukup simpel. Pertama, siapkan alat dan bahan berikut 1 botol plastik ukuran 2 liter. Kulit buah atau sayur. Sebaiknya gunakan kulit buah atau sayur yang beraroma wangi seperti kulit jeruk, lemon, sereh, dan pandan. 100 gram gula pasir atau gula merah atau air cucian beras. 1 liter air bersih. Setelah semua alat dan bahan siap, campurkan terlebih dahulu semua bahan tersebut ke dalam botol, lalu kocok dan diamkan selama tiga bulan untuk proses beberapa minggu pertama, akan ada banyak gas yang terbentuk. Usahakan membuka tutup botol setiap hari untuk mengeluarkan gas tersebut. Kalau pembentukan gas sudah berkurang, botol bisa kamu buka seminggu sekali. Tanda larutan EE yang sudah siap digunakan adalah warnanya menjadi kotoran hewan, limbah organik dari dapurmu juga bisa diolah menjadi biogas atau sumber energi listrik. Kamu bisa memanfaatkannya untuk memasak atau menghidupkan beberapa perangkat listrik. Asyik, kan?Meski begitu, untuk mengolah sampah organik menjadi biogas atau energi listrik, kamu butuh modal awal serta riset untuk memahami cara kerja dan mempersiapkan dengan kreativitas, ternyata kita bisa membuat berbagai produk bermanfaat dari sampah dapur. Selain mengurangi pencemaran lingkungan, kamu juga bisa sekaligus menghemat pengeluaran, bukan? Selain beberapa produk yang sudah disebutkan tadi, apa kamu punya ide produk lainnya? Share pendapat atau pengalamanmu di kolom komentar, yuk! Baca Juga 10 Tips Penggunaan Ponsel yang Ramah Lingkungan, Yuk Lakukan! IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Komang Arya, pelajar kelas 2 SMP Sila Candra, Batubulan, Gianyar ini menjaga stannya sendiri. Ada sebuah lemari kaca besar dan meja berisi puluhan kreasi mengolah sampah aneka jenis model dan bahan baku. Ia membuat sendiri semuanya setelah belajar dari teman ibunya saat kelas 5 SD. Bahan bakunya tak sulit karena ibunya membuka Bank Sampah di rumahnya. Arya sudah terbiasa bekerja dalam sunyi. âTeman-teman saya tidak terlalu tertarik,â katanya. Keuntungannya hanya saat pelajaran keterampilan, ia dengan mudah mencari nilai karena sudah terbiasa mengolah sampah jadi aneka kerajinan. Ada yang bisa dibuat dengan mudah, lebih banyak yang cukup sulit dan lama karena perlu ketekunan dan detail. Misalnya yang mudah terjual adalah gantungan kunci dari aneka jenis kemasan yang termasuk bad plastic atau plastik yang tak laku dijual karena sulit didaur ulang jadi plastik baru. Misal kemasan sampo, deterjen, kopi saset, pewangi, dan lainnya. Biasanya plastik ini mengandung lapisan aluminium foil di dalamnya. Ia mengolah sampah nakal ini menjadi bentuk-bentuk hewan seperti ikan. Agar lebih atraktif ditambah manik-manik untuk mata dan anyaman sebagai sisiknya. Dijual Rp5000 per biji. âSaya bisa beli handphone dan lemari sendiri,â Arya bangga. Desain dan pengerjaan lebih rumit di antaranya wadah sesajen dari anyaman kertas koran bekas dan tas. Hasil kerajinan sampahnya terlihat rapi dan kuat. Misalnya tas dari aneka âbad plasticâ tebal hanya dianyam tanpa dijahit. Lalu disambungkan tali untuk pegangan tangan. Ia mengaku belum bisa menjahit. Arya adalah salah satu pengrajin sampah di Trash Fest, festival olah sampah yang dilaksanakan kelompok muda atau Yowana Desa Padangtegal, Ubud, Gianyar pada 4-5 November lalu. Dipusatkan di sebuah lahan sebelah Monkey Forest, objek wisata populer di Ubud yang dihuni ratusan monyet dan hutannya. Beberapa tahun ini Padangtegal memperlihatkan sistem pengolahan sampah terintegrasi. Tiap rumah didorong memilah sampah organik dan anorganik dahulu sebelum diangkut truk milik desa. Termasuk hotel dan restoran yang memadati desa ini. Sampah organik diolah di Rumah Kompos dan TPS Temesi di kota Gianyar yang digunakan untuk menyuburkan hutan monyet ekor panjang di Monkey Forest. Stan yang mengenalkan cara membuat kompos cair dan aneka tumbuhan dari pot olahan botol bekas dalam pameran di Trash Fest oleh Desa Padangtegal, Ubud, Bali, awal November 2017. Foto Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia Lingkaran ekologis di Padangtegal ini diperkenalkan lewat stan Rumah Kompos. Ada sebuah video yang ditayangkan berisi kampanye memilih sampah dan mengurangi penggunaan plastik. Pesan ini disampaikan alm Ida Pedanda Made Gunung, mendiang pemimpin ritual agama Hindu yang dikenal kritis dan dihormati. âKe pura bawa canang pakai plastik? Seperti TPA nanti. Plastik tidak datang sendiri dari langit atau dibawa anjing. Plastik dibuang manusia sendiri, jangan lagi menggunakan plastik,â ingatnya. Ada juga role model Komang Arnawa, juara binaraga yang berkampanye pria sejati buang sampah di tempatnya. Di sini juga dipamerkan tong sampah terpilah dan booklet panduan mengolah sampah organik di rumah. Bisa dijadikan kompos organik cair dan padat. Kadek Sujana, salah satu anak muda dari Yowana Desa Padangtegal penggagas acara ini mengatakan sebagai daerah wisata Ubud harusnya bisa menyontohkan pengelolaan sampah. âDaerah wisata kan wajib bersih,â katanya. Ia sendiri relawan TrashStock, gerakan dengan misi sama di Bali. Anak-anak muda desanya ingin bergerak dalam penyadaran lingkungan ini melalui Trash Fest. Apalagi desanya menurut Sujana sudah menyontohkan pengelolaan sampah. âAda pemberian penghargaan untuk warga yang rajin memilah sampah, tong sampahnya diisi nama,â tutur pria yang akrab dipanggil Eby ini. Selain masalah sampah, saat ini menurutnya Ubud makin padat karena kemacetan panjang. Jadilah polusi asap jika berjalan kaki di kampung turis ini. Karena bersinggungan dengan seni dan budaya, tak heran aneka kerajinan yang dipamerkan di Trash Fest lekat dengan ritual. Misalnya dalam lomba kreasi olah sampah ada kelompok banjar yang buat Barong, purwarupa rangkaian sesajen atau Gebogan, dan ogoh-ogoh boneka raksasa yang diarak malam jelang Hari Raya Nyepi. Ada puluhan stan produk olahan sampah serta makanan yang dibuat tanpa menawarkan plastik sebagai wadah. Jadilah piring diganti dengan anyaman janur atau daun. Demikian juga sendoknya. Makanan juga lebih sehat seperti sayuran, ketupat, dan lainnya. Namun air kemasan masih dijual di salah satu stan. Selain itu ada juga aneka pertunjukkan fashion testify daur ulang yang dibawakan remaja-remaja Desa Padangtegal. Show seperti ini menarik perhatian anak-anak muda yang hadir. Desa Padangtegal , Ubud, Gianyar, Bali, yang terkenal dan kaya dari hutan monyet Monkey Forest membuat sistem pengolahan sampah dari rumah dan terpilah. Foto Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia Rumah Kompos Rumah Kompos dibuat desa persis depan Monkey Woods. Di hutan ini dihuni sekitar 600 monyet ekor panjang Macaca fascicularis. Orang Bali menyebut bojog, dalam bahasa Bali. Warna bulu monyet lucu yang kerap naik ke bahu pengunjung ini keabu-abuan hingga coklat kemerahan. Ada jambang di pipi berwarna abu-abu, terkadang terdapat jambul di atas kepala. Hidung datar dengan ujung hidung menyempit. Ekornya panjang. Menurut catatan ProFauna, monyet yang umum dijumpai ini tersebar luas di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Statusnya tidak dilindungi. Namun di Desa Padangtegal, Ubud, monyet ini dilindungi. Mereka tinggal di lahan 12 hektar, di pusat keramaian, salah satu desa turis terkenal di dunia. Mereka membuat Padangtegal kaya. Hutan monyet yang terkenal dengan nama Monkey Woods ini menjadi sumber oksigen di tengah makin macetnya Ubud. âLuas hutan terus ditambah, ini pohon-pohon baru umur 10-15 tahun,â kata Murdana, salah satu pengelola. Tak mudah menumbuhkan pohon di habitat bojog ini. âBanyak bibit mati dirusak, dahan dipatahkan atau dicabut buat mainan.â Monkey Forest punya tim khusus menangani hutan konservasi ini. Bibit terjaga, kalau rusak segera diganti. Membuat hutan baru dan menumbuhkan dalam waktu cepat memerlukan pupuk. Mereka memutuskan menggunakan kompos agar alami dan tak meracuni habitat bojog. Kalau kompos beli terus, biaya cukup besar. Bagaimana solusinya? Sejak 2013, mereka mulai merintis produksi kompos skala rumah tangga. Tiap warga diminta memilah sampah rumah, lalu mengolah menjadi kompos padat maupun cair. Tak berjalan mulus. Tak banyak yang mau membuat kompos walau desa sudah memberikan tiga tempat sampah gratis. Untungnya, di Gianyar ada tempat pembuangan akhir TPA Temesi yang mengelola sampah dengan composting. Setelah diangkut dari lebih dari 700 rumah dan restoran, hotel, cafĂ©, dan usaha lain di desa, sampah organik dibawa ke TPA Temesi. Karena sudah terpilah di truk antara organik dan anorganik, Temesi barter dengan kantong-kantong kompos tiap hari. Rumah Kompos tak bisa mengolah semua sampah organik karena lahan sempit. Hanya buat model cara pengolahan, misal petak model composting, petak kecil kebun, dan penampungan sedikit sampah anorganik. âKami ingin mendidik anak-anak memilah sampah, mengolah sejak dini dan memperlihatkan caranya di sini,â kata Supardi Asmorobangun, pengelola Rumah Kompos. Volume sampah organik terangkut di Padangtegal saat ini disebut sekitar 12-16 ton per hari. Sedangkan non organik 4 truk. Residu plastik dibawa ke TPA Suwung sekitar 2 truk per hari. Supardi menyebut jumlah pelanggan sampah di desa ini per November ini sebanyak 710 warga, 367 di antaranya pengusaha hotel, restoran, buffet, warung, kantor, artshop, dan lainnya. Artikel yang diterbitkan oleh
produk olahan sampah organik dari bunga yang dikeringkan