AuditProgram Merupakan Kumpulan Dari Prosedur Audit Yang Akan Dijalankan Dan Dibuat Secara Tertulis. Program pengujian substantif terhadap utang jangka panjang prosedur audit awal lakukan prosedur audit awal atas saldo akun utang usaha yang akan diuji lebih lanjut. Komponen pengendalian internal yang harus diperiksa antaranya.
Proseduranalitis Pada tahap awal pengujian substantif terhadap ekuitas pemegang saham, pengujian analaitis dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam mememukan bidang yang memerlukan audit yang lebih intensif. Untuk itu auditor, melakukan perhitungan berbagai ratio anatar lain niali buku saham biasa, return on
ProgramAudit dalam Penugasan Pertama Dalam suatu penugasan pertama, spesifikasi pengujian substantif yang detil dalam aktivitas audit biasanya belum akan disusun secara lengkap sampai selesainya kegiatan mempelajari dan menilai struktur pengendalian intern dan ditentukannya tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi signifikan.
Vay Tiền Nhanh Ggads. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Disusun oleh Aprilia Rosita Mahasiswi S1 AkuntansiFakultas Ekonomi UnissulaDosen Pengampu Sri Dewi WahyundaruEmail sridewi Kas merupakan sesuatu perlengkapan pembayaran yang digunakan untuk membiayai transaksi atau aktivitas perusahaan baik berbentuk uang tunai, wesel, certified check, cashier' check, cek individu, bank draft, dan dana yang ditaruh Kas cash audit yaitu pengumpulan atau pemeriksaan tentang transaksi kas dalam jangka waktu tertentu untuk mendapat keyakinan bahwa seluruh kas telah dibukukan dan bebas dari salah saji material dengan meneliti kelengkapan, kebenaran, serta sahnya transaksi kas itu yang ada pada buku Auditor harus mengumpulkan bukti yang cukup kuat guna memperoleh dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor perlu melakukan pengujian substantif dalam menyediakan bukti mengenai kewajaran setiap asersi laporan keuangan untuk mengurangi salah substantif adalah prosedur audit yang digunakan auditor untuk mendeteksi kesalahan dalam pencatatan atau salah saji yang berpengaruh terhadap kewajaran saldo pada laporan Pengujian Substantif Audit KasAuditor berharap mendapatkan keyakinan terhadap keandalan catatan akuntansi yang berkaitan dengan sesuatu yang berhubungan dengan kas yang dicantumkan di neraca seperti keberadaan kas, kelengkapan kas dan kejadian di neraca hak kepemilikan client atas kas yang kewajaran evaluasi kas yang tercantum kewajaran panyajian serta pengungkapan kas dalam - langkah Pengujian Audit KasProsedur audit awalMenelusur buku besar dan mengusut saldo kas di neraca ke saldo akun kas yang kembali saldo akun kas yang ada di dalam buku dan mengusut saldo awal akun kas ke kertas kerja tahun yang pemeriksaan mutasi yang tidak biasa dan sumber posting pada akun dan mengusut pemindahan pendebitan dan pengkreditan akun kas ke dalam jurnal penerimaan dan pengeluaran perhitungan rasio-rasio keuangan yang berhubungan dengan saldo kasMenganalisis hasil prosedur analitikMembandingkan saldo kas dan saldo kas akhir tahun yang terhadap transaksi ulang pemisahan batas transaksi penerimaan dan pengeluaran rekonsiliasi saldo kas sesuai dengan cut off bank statement dengan saldo kas setoran dalam tanggal pada out standing apakah terdapat cek kosong di dalam cutoff bank statementMemeriksa kemungkinan ada hilangnya daftar transfer antar bank untuk meminimalisir kemungkinan check dan menganalisis rekonsiliasi bank empat adanya kemungkinan terhadap akun kas yang ada di tangan rekonsiliasi catatan kas klien dengan rekening koran saldo kas di cek yang beredar pada tanggal neraca ke dalam rekening koran penyajian kas di konfirmasi jawaban dari bank tentang batasan yang dikenakan pada pemakaian rekening tertentu klien di bankMelakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan kas melakukan keempat prosedur pengujian diatas, Langkah selanjutnya yaitu mengecek dan mengverifikasi apakah semua bukti dan transaksi atau aktivitas kas pada perusahaan sudah benar atau 1 2 Lihat Money Selengkapnya
Hubungan antara strategi audit awal, resiko deteksi yang direncanakan dan tingkat pengujian substantif yang direncanakan dapat dilihat pada Gambar Strategi Audit Awal Resiko Deteksi yang Direncanakan Tingkat Pengujian Substantif yang Direncanakan Pendekatan terutama substantif Rendah atau sangat rendah Tingkat tinggi Pendekatan taksiran resiko pengendalian rendah Moderat atau tinggi Tingkat rendah Gamber Hubungan Strategi Audit Awal, Resiko Deteksi, dan Tingkat Pengujian Substantif yang Direncanakan Jenis-Jenis Pengujian Substantif Menurut Mulyadi 2002 138, 236 Auditor dapat menggunakan 3 jenis pengujian substantif dalam prosedur audit a. Prosedur Analitik Analitical Procedure SA Seksi 329 “Prosedur analitik memberikan panduan bagi auditor dalam menggunakan prosedur analitik pada tahap perencanaan audit, tahap pengujian, dan pada tahap review menyeluruh atas hasil audit”. Prosedur analitik meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat atau rasio yang dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat, dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor. Tujuan prosedur audit dalam perencanaan audit adalah untuk membantu perencanaan sifat, saat, dan luas prosedur audit yang akan digunakan dala memperoleh bukti tentang saldo akun atau jenis transaksi tertentu. Oleh karena itu Prosedur Analitik dalam perencanaan audit harus ditujukan untuk 1. Meningkatkan pemahaman auditor atas usaha klien, transaksi, dan peristiwa yang terjadi sejak tanggal audit terakhir 2. Mengidentifikasi bidang yang kemungkinan mencerminkan resiko tertentu yang bersangkutan dengan audit. Tahap-Tahap Prosedur Analitik a. Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat. Prosedur analitik mencakup perbandingan yang paling sederhana hingga model yang rumit dengan mengaitkan 24 berbagai hubungan dan sumber data. Prosedur analitik dapat dilakukan dengan review perubahan saldo akun tahun-tahun sebelumnya dengan tahun berjalan. b. Mengembangkan harapan Prosedur analitik meliputi perbandingan jumlah tercatat dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor. Oleh karena itu auditor perlu mengembangkan harapan sebagai dasar untuk membandingkan perhitungan dan rasio yang akan dibuat dalam prosedur analitik. c. Melaksanakan perhitungan/perbandingan Pada tahap awal, auditor mengumpulkan data yang akan digunakan dalam perhitungan perbedaan antara jumlah persentase sekarang dibandingkan dengan jumlah persentase tahun-tahun sebelumnya. d. Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan Data yang telah dikumpulkan akan digunakan untuk membandingkan harapan yang telah dikembangkan oleh auditor untuk mengidentifikasi perbedaan signifikan yang terjadi. e. Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan signifikan. Auditor perlu mempertimbangkan kembali metode dan faktor-faktor yang digunakan untuk mengembangkan harapan serta meminta keterangan kepada manajemen. Informasi yang baru dapat memperbaiki harapan yang telah diterapkan auditor dan dapat menghilangkan perbedaan yang terjadi. f. Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit. Perbedaan signifikan yang tidak terduga biasanya dipandang auditor sebagai petunjuk meningkatnya resiko salah saji dalam akun perhitungan. Biasanya auditor akan melakukan pengujian yang lebih rinci terhadap akun yang bersangkutan. Dengan mengerahkan perhatian ke bidang yang memiliki resiko lebih besar, prosedur analitik dapat bermanfaat dalam pelaksanaan audit yang efektif dan efisien. Jika hasil prosedur analitik sesuai dengan yang diharapkan, dan tingkat resiko deteksi yang dapat diterima tinggi, auditor tidak perlu melakukan pengujian terhadap transaksi atau saldo akun rinci. Prosedur analitik pada umumnya memerlukan biaya yang relatif rendah. Oleh karena itu auditor harus mempertimbangkan seberapa jauh prosedur analitik akan membantu dalam pelaksanaan pengujian yang efektif. b. Pengujian terhadap Transaksi test of transaction Dalam pengujian terhadap transaksi, auditor fokus pada penemuan kemungkinan kekeliruan atau salah saji moneter, bukan 25 penyimpangan dari pengendalian internal. Pengujian terhadap transaksi terutama berupa 1. Prosedur pengusutan tracing Merupakan prosedur audit yang bermanfaat untuk menemukan kurang saji understatement. 2. Pemeriksaan bukti pendukung vouching. Merupakan prosedur audit yang bermanfaat untuk menemukan lebih saji overstatement. Pengujian terhadap transaksi memerlukan waktu yang lebih banyak dan memerlukan biaya yang lebih tinggi daripada prosedur analitik, tetapi pengujian atas transaksi lebih rendah biayanya bila dibandingkan dengan pengujian terhadap saldo rinci test of detail balance. c. Pengujian terhadap Saldo Rinci test of detail balance Pengujian terhadap saldo rinci difokuskan untuk memperoleh bukti secara langsung atas suatu saldo akun. Pengujian terhadap saldo rinci dolaksanakan oleh auditor untuk meminta konfirmasiconfirmation dari bank untuk saldo kas di bank klien pada tanggal neraca. Konfirmasi dari debitur untuk saldo piutang usaha yang tercantum dalam kartu piutang usaha. Auditor juga melakukan inspeksiinspection terhadap aktiva tetap dan melakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik persediaan, dan melakukan pengujian harga pricing test terhadap saldo akhir persediaan di dalam pengujian transaksi terhadap saldo rinci. Semakin tinggi resiko deteksi yang ditentukan auditor, semakin terbatas prosedur audit yang dilaksanakan oleh auditor terhadap suatu asersi yang bersangkutan, dan semakin rendah tingkat keandalan bukti audit yang diperlukan oleh auditor. Sebaliknya, semakin rendah resiko deteksi, maka semakin luas prosedur audit yang akan ditempuh auditor, dan semakin tinggi keandalan bukti audit yang diperlukan oleh auditor. Dampak resiko pengujian terhadap saldo rinci dapat dilihat pada Gambar 26 Resiko Deteksi Pengujian terhadap Saldo Rinci Tinggi Periksa secara selintas scan rekonsiliasi bank yang dibuat oleh klien mengenai keakuratan matematis yang terdapat didalamnya. Moderat Lakukan review terhadap rekonsiliasi bank yang dibuat oleh klien dan lakukan verifikasi terhadap laporan pos-pos yang direkonsiliasi secara akurat. Rendah Buat rekonsiliasi bank dengan menggunakan rekening koran yang diperoleh dari klien dan lakukan verifikasi terhadap pos-pos yang direkonsiliasi serta keakuratan matematis. Sangat rendah Minta rekening koran bank secara langsung dari bank, dan buat rekonsiliasi bank, serta lakukan verifikasi terhadap pos-pos yang direkonsiliasi serta keakuratan perhitungannya. Gambar Dampak Resiko Deteksi terhadap test of detail balance Pengujian Substantif Sebelum Tanggal Neraca Mulyadi, 2002 239 SA Seksi 313 tentang pengujian substantif sebelum tanggal neraca memberikan panduan bagi auditor tentang 1. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan oleh auditor sebelum menerapkan pengujian substantif terhadap akun rinci sebelum tanggal neraca. 2. Prosedur yang dapat memberikan dasar memadai untuk perluasan dari tanggak audit interim ke tanggal neraca sisa periode kesimpulan audit dari pengujian substantif utama. 27 3. Pengkoordinasikan saat timing pelaksanaan berbagai prosedur audit. Auditor dapat menerapkan pengujian substantif terhadap saldo suatu akun secara rinci dalam periode interim. Keputusan untuk melaksanakan pengujian sebelum tanggal neraca harus didasarkan pada apakah auditor dapat 1. Mengendalikan resiko audit tambahan bahwa salah saji meterial yang terdapat dalam akun tanggal neraca tidak akan terdeteksi oleh auditor. Resiko ini menjadi lebih besar jika periode waktu antara tanggal pengujian interim dengan tanggal neraca diperpanjang. 2. Mengurangi sedemikian besar biaya pengujian substantif yang diperlukan pada tanggal neraca untuk memenuhi tujuan audit yang telah direncanakan, sehingga pengujian sebelum tanggal neraca akan menjadi lebih efisien. Pengujian substantif yang dilakukan sebelum tanggal neraca juga memerlukan pengujian substantif pada tanggal neraca. Pengujian substantif pada periode sisa biasanya mencakup 1. Perbandingan saldo akun pada dua tanggal yang berbeda untuk mengidentifikasi jumlah yang tampak luar biasa dan penyelidikan jumlah perbedaan. 2. Pengujian substantif lain terhadap rincian untuk menyediakan bukti yang dipakai sebagai dasar memadai untuk memperluas kesimpulan audit internal ke tanggal neraca. Bila direncanakan dan dilaksanakan dengan semestinya, kombinasi antara pengujian substantif sebelum tanggal neraca dan pengujian substantif untuk periode sisanya dapat menghasilkan bukti kompeten bagi auditor sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan klien. 28 Rerangka Umum Pengembangan Program Audit untuk Pengujian Substantif Dalam pengembangan program audit, rerangka umum yang dapat dipakai sebagai acuan. Menurut Mulyadi 2002 240 sebagai berikut a. Tentukan Prosedur Audit Awal Prosedur audit awal digunakan oleh auditor untuk memperoleh keyakinan bahwa asersi dalam laporan keuangan didukung oleh catatan akuntansi yang andal. Terdapat enam langkah pada prosedur audit awal 1. Periksa saldo pos yang tercantum pada neraca ke saldo akun yang bersangkutan di dalam buku besar. 2. Hitung kembali saldo akun yang bersangkutan di dalam buku besar. 3. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun yang bersangkutan. 4. Periksa saldo awal akun yang bersangkutan ke kertas kerja tahun yang lalu. 5. Periksa posting pendebitan atau pengkreditan akun ke dalam jurnal yang bersangkutan. 6. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol tersebut dalam buku besar ke buku pembantu yang bersangkutan. b. Tentukan Prosedur Analitik yang Perlu Dilaksanakan Prosedur analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Dalam prosedur analitik auditor melakukan penghitungan berbagai rasio. Rasio-rasio tersebut dibandingkan dengan harapan auditor. Perbandingan ini membantu auditor mengungkapkan peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, perubahan akuntansi, perubahan usaha, fluktuasi acak dan salah saji. c. Tentukan Pengujian terhadap Transaksi Pengujian terhadap transaksi terdiri dari pengusutan tracing dan pemeriksaan bukti pendukung vouching. Pengujian ini berfungsi untuk membuktikan keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi, penyajian dan pengungkapan transaksi atau golongan transaksi. d. Tentukan Pengujian terhadap Saldo Rinci Auditor menentukan berbagai prosedur audit untuk menentukan keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian dan alokasi, penyajian dan pengungkapan akun tertentu. 29 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar Kerangka konseptual menunjukkan bahwa ketika pengendalian internal menurun, maka pengujian substantif yang dilakukan akan meningkat sehubungan dengan peningkatan bukti, lingkup, waktu, dan biaya audit. Ketika pengendalian internal meningkat atau efektif, maka auditor akan mengurangi pengujian substantif karena resiko deteksi yang meningkat. Dengan demikian lingkup audit, waktu, biaya serta bukti yang diperlukan selama pengujian dilakukan akan semakin sedikit. Oleh karena itu pengendalian internal berpengaruh terhadap pengujian substantif dalam audit. Kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar Gambar Kerangka Konseptual Hipotesis Penelitian Ha Hipotesis merupakan hasil tanggapan sementara terhadap perumusan masalah peneliti yang dikemukakan oleh peneliti dalam rangka pembuktian tentang pemecahan suatu masalah yang masih diuji kebenarannya. Penulis mengajukan hipotesis dari penelitiannya sebagai berikut Ha Pengendalian Internal Internal control berpengaruh terhadap pengujian substantif dalam audit laporan keuangan. Pengendalian Internal Internal Control Pengujian Substantif Substantive Test
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Auditor harus penghimpun bukti yang cukup untuk memperoleh dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Pengujian substantif menyediakan bukti mengenai kewajaran setiap asersi laporan keuangan yang signifikan. Perancangan pengujian substantif meliputi penentuanSifat pengujianWaktu pengujianLuas pengujian substantifSifat pengujianJika tingkat risiko deteksi yang dapat diterima adalah rendah maka auditor harus menggunakan prosedur yang lebih efektif yang biasanya juga lebih mahal Ada tiga tipe pengujian substantif yang dapat digunakan yaituPengujian rinci atau detail saldoPengujian rinci atau detail transaksiProsedur analitisPengujian rinci atau detail saldo metodologi perancangan pengujian detail saldo meliputi empat tahapan, yaituMenilai materialitas dan risiko bawaan suatu risiko pengendalianMerancang pengujian transaksi dan prosedur analitisMerancang pengujian detail saldo untuk memenuhi setiap tujuan spesifik audit secara rinci atau detail transaksipengujian detail transaksi dilakukan untuk menentukanKetepatan otorisasi transaksi akuntansi pencatatan dan peringkasan transaksi tersebut dalam pelaksanaan posting atas transaksi tersebut ke dalam buku besar dan buku analitisUntuk memperoleh pemahaman mengenai bisnis dan industri menilai kemampuan perusahaan dalam menjaga kelangsungan mendeteksi ada tidaknya kesalahan dalam laporan keuangan menentukan dapat tidaknya dilakukan pengurangan atas pengujian audit pengujian Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima mempengaruhi penentuan waktu pelaksanaan pengujian substantif. Jika risiko deteksi rendah maka pengujian substantif lebih baik dilaksanakan pada atau dekat dengan tanggal analitisSemakin rendah tingkat risiko deteksi yang dapat diterima, semakin banyak bukti yang harus dikumpulkan, auditor dapat mengubah jumlah bukti yang harus dihimpun dengan cara mengubah luas pengujian subtantif yang dilakukan. Keputusan auditor tentang rancangan pengujian substantif didokumentasikan dalam kertas kerja dalam bentuk program auditDemikian sedikit informasi dari saya semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin. Terima informasi dari berbagai sumber di Lihat Money Selengkapnya
BAB PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN SUBSTANTIFPerancangan pengujian substatif meliputi penentuan sifat, saat, dan luasnya pengujiansubstantif untuk setiap asersi laporan keuangan yang signifikan. Auditor menghubungkan asersi-asersi, tujuan, khusus audit,dan pengujian substantif dalam mengembangkan program audittertulis untuk pengujian to read all 13 pages?Previewing 6 of 13 pagesUpload your study docs or become a to read all 13 pages?Previewing 6 of 13 pagesUpload your study docs or become a member.
dilakukan untuk setiap rekening, maka tujuan keseluruhan akan PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN SUBSTANTIFKeputusan auditor sehubungan dengan rancangan pengujian substantif harus didokumentasikan dalam kertas kerja dalam bentuk program audit tertulis SA Program audit adalah daftar prosedur – prosedur audityang harus dilakukan. Prosedur – prosedur biasanya tidak didaftar menurutasersi atau tujuan khusus audit dengan maksud untuk menghindari pengulangan prosedur yang diterapkan pada lebih dari satu asersi atau tujuan. Sebagai tambahan dalam daftar prosedur audit, setiap program audit harus memiliki kolom – kolom untuk suatu referensi silang ke kertas kerja lain yang berisi bukti yang diperoleh dari setiap prosedur bila memungkinkan; paraf auditor yang melaksanakan masing – masing prosedur; dan tanggal pelaksanaan prosedur diselesaikan. Dalam praktik, auditor kadang– kadang membuat rincian yang berbeda untuk hal – hal tertentu dalam program auditnya. Sebagai contoh ditunjukkan secara lebih rinci tentang rencana sampel, termasuk besarnya sampel untuk berbagai pengujian dalam program audit itu sendiri. Namun dalam keadaan bagaimanapun program audit hendaknya cukup detil agar dapat memberikan Garis–garis besar pekerjaan yang akan dilakukan Dasar untuk koordinasi, supervisi, dan pengawasan audit Catatan mengenai pekerjaan yang dilakukanKERANGKA UMUM PENGEMBANGAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN asersi-asersi laporan keuangan yang harus dicakup oleh program audit misalkan asersi-asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan hak dan kewajiban, penilaian atas pengalokasian, dan penyajian atau pengungkapan yang berkaitan dengan saldo akhir persediaan. tujuan-tujuan audit spesifik untuk setiap kategori risiko bawaan dan risiko pengendalian dan tentukan pulatingkat risiko deteksi akhir untuk setiap asersi, sejalan dengan tingkat risiko audit keseluruhan dan tingkat materialitas yang dapatditerima. pengetahuan yang diperoleh dari prosedur-prosedur untuk mendapatkan pemahaman mengenai kebijakan dan prosedurpengendalian intern yang relevan, catatan akuntansi, dokumen pendukung dan proses akuntansi termasuk alur audit dan proses pelaporan keuangan yang berhubungan dengan asersi-asersi. pilihan – pilihan yang berhubungan dengan perancangan pengujian Audit dalam Penugasan PertamaDalam suatu penugasan pertama, spesifikasi pengujian substantif yangdetil dalam program audit biasanya belum akan disusun secara lengkap hingga selesainya kegiatan mempelajari dan menilai struktur pengendalian intern dan ditentukannya tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi signifikan. Dua hal yang memerlukan pertimbangan khusus dalam merancang program audit untuk audit sebagai penugasan pertama adalah penentuan ketepatan saldo-saldo awal rekening pada periode yang diaudit; dan penentuan prinsip- prinsip akuntansi yang digunakan pada periode yang lalu sebagai dasar untuk menentukan konsistensi penerapan prinsip tersebut pada periode berjalan.
program audit untuk pengujian substantif